Selasa, 29 Agustus 2017

[Book Review] Quennora : A Bestfriend Reminds You to Allah

Judul                                                     : Quennora : A Bestfriend Reminds You to Allah
Penulis                                                 : UNIESSY
Penyunting                                        : Reza Sukma Nugraha dan Zahra Haifa
Proofreader                                      : Kamus Tamar
Cover                                                    : Wirastuti
Lay out                                                  : Cecep Ginanjar
Penerbit                                              : Penerbit Pastel Books
ISBN                                                      : 978-602-61273-4-1
Jumlah halaman                              : 366 halaman

Blurb
Sahabat bukanlah guru walau sering memberi petuah,
Bukan juga orangtua meski selalu menasehati,
Bukan pula pelawak kendati kerap mengukir tawa.
Seorang sahabat akan marah seperti ayah, peduli seperti ibu, kadang mengganggu seperti kakak,
Dan sering menyebalkan seperti adik. Tapi, tulus menyayangi kita lebih dari kekasih.

Bersahabat baik, Queen dan Nora adalah dua pribadi berbeda. Queen yang penuh tanya dan Nora yang penuh ilmu, membagi kisah mereka tentang pentingnya persahabatan. Bahwa bersahabat bukan hanya tentang tertawa bersama, tetapi juga tentang saling mengingatkan
---
Sahabat harganya mahal, Mahal banget.
Bayarnya pake kepercayaan dan rasa sayang satu sama lain. Dan jika ada yang berusaha curang, biar saja. Biar alam semesta yang menghajarnya.

---

“Aku selalu bodoh jika curhat padamu,Nora.”
“Kita sama-sama belajar Queen. Curhatanmu selalu jadi pengingatku,kok. Penguat keyakinan juga.---“ –halaman 29

Quennora merupakan nama 2 tokoh utama dalam buku ini, yaitu Queen dan Nora. Meskipun memiliki karakter yang sangat berbeda, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang keduanya bersahabat baik, mereka selalu menempel seperti perangko.
Queen merupakan gambaran gadis masa kini ; menyukai lagu-lagu barat, tertarik dengan hiburan, dan mengidolakan artis-artis korea. Meski begitu, Queen ini sangat kritis dan selalu penuh tanya. Ia juga tak pernah keras kepala, dan selalu mau menerima nasihat sahabatnya.
Sedangkan Nora, adalah seorang gadis dengan pribadi yang pandai dan sabar. Ia tak pernah berburuk sangka dan selalu memandang segala sesuatu dalam sisi baiknya. Nora ini memang sosok sahabat idaman. Ia akan menasihati sahabatnya dengan cara lembut tetapi tepat sasaran.
Memiliki karakter yang berbeda, tak lantas menghalangi Queen dan Nora untuk bersahabat.  Malah perbedaan itu mereka jadikan pelengkap atas kekurangan masing-masing. 
Queen yang kritis dan penuh tanya akan merasa lengkap dengan adanya Nora yang selalu menjawab pertanyaan pertanyaanya. Nora yang memiliki pengetahuan lebih, merasa perlu mengingatkan Queen jika sahabatnya itu bertindak tidak sesuai ajaran.

“Jika kalian tidak menemukan aku di surga maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan : “Wahai Tuhan kami, hamba-Mu 9fulan0 dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau. Masukkanlah bersama kami di Surga-Mu” – [ucapnya sambil menangis....] – Imam Ibnul Qayyim Al-Jauiyyah

Berisi 40 bab, buku ini menyajikan kutipan-kutipan menarik di setiap pembukaan babnya. Entah itu terjemahan ayat suci Al-Qur’an, Hadist Nabi, Riwayat-riwayat, ataupun kutipan dari beberapa buku. Dari keseluruhan, bab berjudul “Whould It BeYou?” menjadi bagain favoritku. Berikut ini kutipan dari bab tersebut :

“Aku juga belum tahu di mana aku akan ditempatkan Queen. Itulah kenapa aku selalu berharap sahabat-sahabatku mengerjakan amallan ibadah mereka engan benar dan tepat waktu”
“Kau tahu,Queen, mungkin saja aku di neraka, dan sahabatkulah yang di surga...”
“Mungkin saja aku di neraka nantinya, tapi setidaknya jika kau di surga, kau bisa minta pada Allah untuk mengeluarkanku dari sana,Queen..”- halaman 164-165

Bagian ini sukses membuatku menitikan air mata. Membayangkan sahabatku berkata demikian rasanya sesak. Sungguh sulit didapatkan di masa kini seseorang yang mengajakmu pada kebahagiaan akhirat.

"Jadi tidak usah sebut nama? Jadi biarkan Allah yang menetapkan ketetapan baik-Nya untuk kita?  Tugas kita berdoa meminta yang baik, bukan menyebut nama? " -halaman 188

Selain itu juga ada bagian lain yang menarik perhatianku, yaitu tentang perasaan. Perkara perasaan antara lawan jenis memang selalu menjadi bahasan menarik,  tak terkecuali bagi Queen dan Nora.  Queen begitu terharu dan tersipu ketika ada teman laki-lakinya membuat status tentang seseorang yang namanya selalu disebut dalam do'anya.  Queen fikir itulah yang dinamakan Cinta dalam Diam : Tidak menunjukan dan mengungkapkan,  tapi menyebut namanya dalam do'a.  Tapi ternyata fikiran itu salah, dan lagi-lagi Nora memberikan pengetahuan baru bagi Queen,  juga aku sebagai pembaca. Cinta dalam Diam ternyata bukan ketika kita menyebut nama si 'dia' dalam do'a kita, melainkan cukup meminta yang terbaik kepada Allah,tapi tidak menyebut namanya.

Ada bagian menarik dalam bab ini, yaitu ketika Nora berkata :
"Tahu tidak,  kebaikan yang sedang kita lakukan secara kontinu ini,  bisa jadi, karena didukung oleh doa pria yang nantinya akan menjadi pasangan hidup kita.  Pria yang entah siapa,  yang tidak kita kenal.  Dia tak tahu nama kita,  pun kita tak tahu namanya.  Dan meski persenannya kecil,  mungkin atas doanya ada sekian persen yang menjadi sokongan. Mungkin karena lantunan mesranya pada Sang Khalik,  meminta agar istrinya nanti adalah istri nan gemar ilmu Islam, makannya Allah tumbuhkan semangat dalam diri kita untuk terus menggali ilmu.  Banyak kemungkinan,  dan kita tak pernah tahu, "-halaman 188

Dulu nggak pernah berifkir sampai sini. Do’a ya do’a aja. Tapi setelah baca ini jadi terharu sekaligus termotivasi. Terharu karena siapa tau saat aku ibadah beberapa persenya dikarenakan dari do’a si ‘dia’, dan termotivasi untuk selalu mendo’akan si ‘dia’ agar dia yang entah berada dimana selalu berada dalam ketaatan kepada Allah. Hehe

Kembali lagi ke Queen dan Nora. Karakter keduanya merupakan gambaran remaja saat ini, dimana banyak remaja yang mengikuti budaya Korea termasuk bahasanya. Beberapa kali Queen dan Nora mengucapkan kalimat dalam bahasa Korea, seperti ‘eottokhajo””Geuraesseo!”, Bagi aku yang senang menonton drama Korea, tentu kalimat-kalimat seperti itu sudah ku pahami, sehingga saat membacanya sama sekali tidak mengganggu. Tapi alangkah lebih baik jika ucapan seperti itu juga disertai arti dengan menggunakan catatan kaki di bagian bawah halaman, sehingga orang-orag yang tidak mengerti menjadi tahu dan tidak merasa terganggu dengan dialog seperti itu.


Terlepas dari itu, aku sangat menyukai buku ini. Buku ini banyak memberikan pengetahuan baru bagiku. Aku juga suka dengan penulisannya. Pemilihan font dan spasinya terasa pas, pengetikannya pun mulus, aku tidak menemukan typo. Hal hal seperti ini justru membuat pembaca merasa nyaman dalam membacanya. 

Jadi, nggak ada alasan lagi untuk tidak membaca buku ini. Isinya bermanfaat, penulisannya rapih, dan pokoknya sangat rekomended!!

28-08-2017
Fridaliash

0 komentar:

Posting Komentar

Warung Blogger

Warung Blogger ">

Blogroll

Blogger Perempuan">
 
Friday's Book Corner Blogger Template by Ipietoon Blogger Template