Kamis, 27 April 2017

[Book Review] Purple Eyes - Prisca Primasari


Judul                                        : Purple Eyes
Penulis                                     : Prisca Primasari
Editor                                       : Cerberus 404
Desainer  sampul                     : Chyntia Yanetha
Penerbit                                    : Penerbit Inari
ISBN                                        : 978-602-743-220-8
Cetakan                                    : Cetakan pertama, Mei 2016
Jumlah halaman                       : 144 halaman

Blurb
“Karena terkadang tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi.”
Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi sebongkah patung.
Namun, saat Ivaar bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.
Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
**
“Apakah bumi memang seburuk itu? Semuanya hobi sekali mati, akhir-akhir ini.” halaman 10

Semenjak meninggal tahun 1985, Lyre menjadi asisten Hades –Sang Dewa Kematian- menggantikan gadis sebelumnya yang habis masa kontraknya.
Kini, di tahun ke-120 kematiannya, Lyre mendapat tugas untuk menemani Hades turun ke bumi demi menjalankan sebuah misi yang hanya Hades yang tahu.  Yang Lyre tahu, ini berhubungan dengan kematian manusia yang akhir-akhir ini mengalami kasus  serupa.
Hades dan Lyre turun ke bumi, tepatnya di tanah Trondheim, Norwegia dengan nama yang berbeda. Lyre berganti menjadi Solveig dan Hades menjadi Halstein.

“Dia.... seperti tidak punya hati. Berjalan-jalan dengannya seperti berjalan-jalan bersama manusia tanpa jiwa.” Halaman 41

Entah apa misi Heilstein, Solveig yang mengira hanya akan menemani Tuannya, mendapat tugas untuk selalu bertemu seorang pemuda bernama Ivarr, yang diketahui sebagai Kakak dari salah satu korban dari kasus kematian yang sama. Solveig bukannya tidak senang berinteraksi dengan manusia, hanya saja Ivarr berbeda. Ia seperti tidak memiliki emosi. Tidak bisa merasakan sesuatu, bahkan Solveig bisa merasakan tatapan kosong dari matanya.

“Bukankah lebih baik tidak merasa sama sekali, daripada merasa sakit?” halaman 95

Berawal dari rasa penasaran Ivarr terhadap sikap Solveig yang misterius, perlahan-lahan emosi Ivaar mulai tumbuh. Solveig pun mulai bisa merasakan kehangatan dari tatapan Ivaar. Mereka sama sama tahu kalau ada suatu rasa yang tumbuh dihati mereka masing-masing. Rasa ingin bersama.

“Pemuda itu masih hidup, dan gadis itu sudah mati”

Mereka boleh memiliki perasaan yang sama. Tapi ia harus sadar ia berbeda dari Ivarr. Ia sudah mati. Sedangkan Ivarr masih hidup.
Lalu bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Akankah mereka bersatu?  Dan apa sebenarnya misi Hades-Halstein di bumi?

--
Jadi, cerita sedikit dulu yaa.. ini kedua kalinya aku membaca buku Purple Eyes karya Kak Prisca Primasari. Di kali kedua ini aku ikut event Baca Bareng Purple Eyes yang diadakan Reader Squad dan Paper&Ink merayakan Anniversary Paper&Ink yang ke satu. So, Terimakasih untuk Paper&Ink dan Reader Squad Id yang telah mengadakan event baca bareng Purple Eyes ini. serruu. Dan, aku seneng banget di kali kedua ini, aku sangat sangat menikmati buku ini.

Membaca buku ini memberikan warna baru bagiku. Biasanya aku sulit menerima kisah kisah mitologi yang aku anggap tidak masuk akal. Tapi gaya bahasa penulis sangat sederhana, membuat aku nyaman untuk menerima kisah dalam buku ini. Selain itu, meskipun buku ini sangat tipis, tapi penulis dapat menyampaikan kisah ini dengan baik. Feelnya terasa, konfilknya pas, dan pesannya ada.

Ivarr menjadi tokoh favoritku. Meskipun di awal, sikapnya sangat dingin seperti es, tapi setelah emosinya perlahan mulai tumbuh, Ivarr bisa bersikap manis layaknya laki-laki lain. Ada adegan yang menjadi favoritku, yaitu ketika Ivarr mencari alamat Solveig ke Inggris. Ah, perjuangannya. Hampir saja aku menangis di bagian ini.

Tokoh lain yang tidak kalah menarik adalah Hades-Sang Dewa Kematian, meskipun namanya mengerikan, tapi Hades disini digambarkan sangat mempesona. Awalnya aku mengira, dia akan menjadi tokoh antagonis, tapi ternya aku salah. Dia malah melakukan sesuatu diluar dugaanku yang membuatku terkagum-kagum.
Tapi kita jangan melupakan tokoh Lyre-Solveig dalam buku ini, dialah yang paling berjasa untuk menghidupkan emosi Ivaar dan membuat Hades berubah fikiran. Solveig memiliki karakter taat dan apa adanya. Bisa dicontoh nih oleh pembaca.

                Ngga banyak yang bisa aku sampaikan, intinya aku suka dengan buku ini. semuanya terasa pas. Tidak kurang, tidak berlebihan. Oh iya, mungkin hanya ada satu kurangnya yaitu perbedaan tanggal kelahiran adik Ivarr di halaman 24 dan 46. Mungkin nanti jika cetak ulang bisa diperbaiki.

Overall aku suka. Jadi, untuk kalian yang sangat suka membaca kisah –kisah sederhana tapi manis, aku sarankan kalian untuk membaca buku ini. dijamin tidak akan kecewa.
Untuk menutup reviewku, ini dia beberapa kutipan yang aku suka

“Kalau tidak suka, jangan memberi harapan. Kau sama saja menyakiti hati mereka.” Halaman 34

“Orang menangis karena kehilangan itu wajar, yang tidak wajar itu adalah kalau dia tidak menangis. lebih wajar lagi kalau tidak merasa sedih.” Halaman 50

“Kata ibu saya, orang-orang yang tidak sempat mendapat pasangan di dunia ketika masih hidup, akan bertemu pasangannya di alam lain setelah mati.” Halaman 82

“Tapi sering kali , lebih baik merasa sakit, daripada tidak merasa sama sekali..” halaman 95

“Membenci itu sangat melelahkan, bahkan lebih menguras emosi daripada merasa sedih.” Halaman 117

Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan review ini. terimakasih sudah menyempatkan membaca. J

Regard

Fridaliash

25-04-2017

2 komentar:

Warung Blogger

Warung Blogger ">

Blogroll

Blogger Perempuan">
 
Friday's Book Corner Blogger Template by Ipietoon Blogger Template