Kamis, 10 Agustus 2017

[ Book Review ] The Chronicles of Audy : 4/4

[REPOST-Pernah diikut sertakan dalam Kontes Review Audy]
Judul                                                     : The Chronicles of Audy : 4/4
Penulis                                                 : Orizuka
Editor                                                   : Yuli Yono
Cover desainer dan illustrator  : Bambang ‘Bambi’ Gunawan
Penerbit                                              : Penerbit Haru
ISBN                                                      : 978-602-7742-53-6
Cetakan                                               : Cetakan kedua Juli 2015
Jumlah halaman                              : 314 halaman                  


*BLURB*                                                                         
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja
Sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R
Dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya

Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,
tapi kenapa cowok itu malah kelihatan santai-santai saja?
Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya,
tapi dia bahkan tidak peduli

Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini
Seperti biasa, muncul masalah lainnya

Tahu-tahu saja keluarga ini berada di ambang perpisahan!

Aku tidak ingin mereka tercerai-berai,
tapi, aku bisa apa

Ini adalah kronik dari kehidupanku
yang masih saja ribet

Kronik dari seorang Audy
--
                “Kalau aku berkuliah di jurusan Psikologi dengan senang hati aku akan menulis skripsi berjudul ‘Pengaruh Pernyataan Cinta Remaja 17 tahun terhadap Audy Nagisa’. Sudah pasti aku akan dapat nilai A. aku bisa mempertaruhkan seluruh tabunganku untuk itu.”
                Audy masih belum menyelesaikan skripsinya. Outline dan dosen pembimbing pun belum jelas. Dari begitu banyak faktor penyebabnya tentu pernyataan anak ke-3 keluarga Rashad kepada Audy beberapa waktu lalu jelas menjadi salah satunya. Meski Rex pernah menyebutkan alasannya tetap saja Audy tak mengerti mengapa Rex bisa menyukai dirinya. Audy cukup bangga dan bahagia dengan perasaan Rex terhadap dirinya hingga Ia menyadari terdapat sebuah jurang besar pemisah antara keduanya. Audy dan Rex memiliki banyak perbedaan –selain usia- yang membuat Audy merasa tak layak untuk Rex.
                “Tadinya saya pikir Rafael hanya lebih cerdas dari anak seusianya. Tapi setelah study tour kemarin saya sadar kalau Rafael tidak sekedar cerdas. Dia gifted. Genius.”
                Nampaknya kedua orang tua 4R menurunkan gen yang luar biasa bagus kepada anak-anaknya karena di usia Rafael yang baru akan menginjak usia 5 tahun Ia bisa menyelesaikan permainan sains dalam waktu kurang dari 1 menit. Ia dengan lancar bisa membaca dan menulis melampaui teman-temannya. Tak ada yang membuatnya penasaran di tempatnya bersekolah. Dan ini membuatnya secara tak langsung dikeluarkan dari sekolah dengan alasan sekolah tak bisa mengakomodasi kebutuhan Rafael. Meski Audy dan ketiga Kakaknya telah mengetahui kemampuan Rafael yang tak biasa.  keempatnya tetap saja terkejut dan tak menyangka kemampuan Rafael sudah sejauh itu hingga membuat PAUD tak mampu menerimanya.
                “Namun kemudian aku juga sadar kalau bukan itu yang membuatku hancur. Masalahnya adalah Rex tidak menganggapku dalam pengambilan keputusannya. Dia sudah punya rencana masa depan tanpa aku di dalamnya. Pendapatku tidak akan berarti. Maka dari itu dia tidak akan repot-repot memberitahuku.”
                Belum selesai masalah percintaannya dengan R3 dan masalah akademik Rafael. Audy harus menulis 1 masalah lagi dalam catatan kumpulan masalah yang harus diselesaikannya. Tiba-tiba saja Rex mengumumkan bahwa Ia akan berkuliah di luar negeri meninggalkan 3R lain. Parahnya Rex sama sekali tak melibatkan ketiga saudaranya dan Audy dalam pengambilan keputusan ini. Tentu saja tindakannya itu membuat kecewa yang lain. Di saat yang sama Regan mengumumkan bahwa Ia ditawari pekerjaan di Jakarta dengan gaji yang jauh lebih besar. Gaji yang cukup untuk memenuhi biaya Rex kuliah, biaya Rafael sekolah di tempat yang mengakomodasi kemampuannya, biaya Maura-istri Regan- fisioterapi dan tentu biaya rumah tangga lainnya. Tapi apakah mereka harus meninggalkan kota tempat tinggalnya sekarang sekaligus peristirahatan terakhir kedua orang tua mereka demi memenuhi kebutuhan keluarga? Apakah mereka juga harus meninggalkan Audy demi kepentingan masing-masing?
                “Karena aku nggak tahu harus gimana tanpa kalian. Karena aku membutuhkan kalian di sini.”
--
Baca juga : 
              Masalah. Masalah. Masalah. Kak Orizuka bener-bener dehh!!Kasian kan Audy:”)) Penggunaan sudut pandang orang pertama pelaku utama ini memudahkan kita untuk masuk ke ceritanya dan merasa jadi Audy sungguhan. Jadi Audy yang punya masalah kok aku yang kesel..
                Oke jadi di novel ke 3 seri The Chronicles of Audy ini kehidupan Audy semakin rumit banget karena masalah datang tanpa henti. Dimulai dari perasaan Rex yang malah membuat Audy bersusah payah supaya terasa layak untuk Rex,Rafael yang dikeluarkan dari sekolahnya karena kelewat jenius, Rex yang diterima beasiswa di luar negeri dan Regan yang tiba-tiba dapat tawaran pekerjaan di luar kota. Oh 4R kenapa kalian selalu menyusahkan hidup Audy.... Tapi it’s okay itu malah buat novel ini berasa(manis, asem, asin, pahit) banget. Walaupun konfliknya terlihat nggak cukup besar tapi sangat berhasil membuat aku ingin terus nyelesain novel ini sampai akhir sambil melafal dalam hati jadi-ini-gimana-kelanjutannya- saking penasarannya.
                Berbeda dengan novel sebelum-sebelumnya yang banyak menyuguhi adegan konyol yang membuatku banyak tertawa. Novel ini lebih banyak berisi kejadian serius. Meskipun begitu aku tetap sangat menikmatinya. Adegan favorit aku di novel ketiga ini cukup banyak. Pokoknya setiap interaksi Audy-Rex dan atau Audy-Romeo aku sukaaaaaaaaa. Meskipun Rex di novel ini lebih banyak ngeselinnya tapi tetap aja bagian Audy-Rex ini bagian yang aku tunggu-tunggu. Satu adegan yang bikin aku kesel banget yaitu saat Rex dengan entengnya bilang “Kamu belum ada di rencana masa depan aku” oke itu jahat banget. Lebih jahat dari perlakuan Rangga terhadap Cinta *eh. Tapiii akibat tindakan super duper nyebelin Rex terbitlah sikap malaikat Romeo. Dan itu manis banget. Romeo yang nungguin Audy nangis di depan kosannya. Romeo yang ngajak Audy Party Ronde untuk menumpaskan kegalauan Audy. Romeo yang anter Audy ke kosan. Tindakan kecil sihh tapi manis banget kalau menurut aku. Ngomong-ngomong, Kak Orizuka lewat Romeo buat aku ingin ke Jogja buat nyobain ronde. Hhhhh.
                Dari paragraph di atas aku bisa memutuskan kalau Tokoh favorit di novel ke tiga seri Audy ini jatuh pada Rex dan Romeo! Jangan paksa aku untuk milih karena aku nggak bisa!! Walau Rex dingin dan keliatannya nggak peduli tapi aku jatuh cinta pada Rex dengan wangi papermintnya, Rex dengan kaus v-neck dan tulang selangkanya, Rex dengan senyum samarnya, dan Rex yang nggak punya pertanyaan lain selain “skripsi?” , Rex si anak ketiga yang selalu memunggungi Audy tiap masuk kamarnya. Rex yang katanya suka Audy tapi malah buat Audy kecewa dengan tindakannya.  Aku juga jatuh hati pada Romeo dengan banyak kekurangan dan sedikit kelebihannya haha. Romeo seorang gamer, hacker etc. Romeo yang memiliki banyak trauma. Romeo yang jadi idola Ibu-ibu. Romeo yang humoris dan selalu sukses hibur Audy. Oke itu cukup untuk menjelaskan kalau aku suka sekali dengan merekaaaaaa(dibaca panjang)!
                Meski aku sangat menyukai Rex dan Romeo bukan berarti aku melupakan Regan dan Rafael. Mereka juga sosok yang tak kalah keren! Mengikuti kata-kata Regan yang kemudian ku sunting, Ingat! Rex dan Romeo hanya 2/4. Ada 2/4 lagi untuk melengkapi kisah ini menjadi 4/4!
                Terakhir.. ini dia kutipan-kutipan yang berhasil aku dapatkan dari buku dengan garis pinggir ungu ini :
“Cinta membuat orang tergenius sekalipun menjadi gila, ingat? Jadi, dikira-kira saja apa yang bisa cinta lakukan terhadap orang simple sepertiku!” halaman 20
“Nggak ada yang nggak mungkin. Kamu hanya harus berusaha lebih keras lagi.” Halaman 28
“Keluarga saling membantu satu sama lain, kan?” halaman 103
“Mungkin kamu tidak akan pernah jadi seperti dia . tapi jangan biarkan itu jadi alasan…. Untuk berhenti berusaha.” Halaman 167
“Selama bareng aku, aku nggak akan membiarkan kamu stress.”
“Mas harus menghadapi kenyataan, kalau yang namanya hidup itu nggak stagnan. Seperti kata Heraclitus, perubahan adalah satu-satunya hal yang tetap. Sesuatu yang nggak bisa dihindari. Selamanya Mas nggak akan berkembang kalau terus-terusan hidup di zona nyaman.” Halaman 252
“Nggak ada salahnya berharap, selama disertai usaha yang konkret.” Halaman 256
“Nangis hanya untuk yang lemah” halaman 257
                Oh i“Kamu hanya harus berhenti menganggap kamu nggak tertolong. Jangan meremehkan diri sendiri. Aku yakin kamu bisa.” Halaman 276
ya hampir lupa, di penghujung novel ini ada pernyataan Romeo yang membuat aku shock dan ini berhasil membuat aku penasaran pakai sekali apa maksudnya. Ini artinya harus baca novel ke empat secepatnya. Siappp!

                5 bintang buat TCoA 4/4 iniii. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan, ejaan, atau perkataan aku yang aku sampaikan dalam tulisan ini. Review ini aku tulis murni berdasarkan pendapatku sendiri. Terimakasih.
Fridalia

0 komentar:

Posting Komentar

Warung Blogger

Warung Blogger ">

Blogroll

Blogger Perempuan">
 
Friday's Book Corner Blogger Template by Ipietoon Blogger Template