Penulis :
Prisca Primasari
Editor :
Idha Umamah
Desainer sampul : Lilio Muliya
Printis & Agung Nugroho
Penerbit : GagasMedia
ISBN :
978-979-780-861-7
Cetakan :
Cetakan pertama, 2016
Jumlah
halaman : 234 halaman
***
Apa jadinya jika
Gris, pria pengkhayal dan pelupa itu, hidup tanpa Tulip yang penyabar dam
teratur?
Dahulu, hal itu
tak pernah terlintas di benaknya.
Mereka saling
menyayangi dan seakan telah ditakdirkan untuk saling melengkapi.
Namun, hidup selalu
menyembunyikan sesuatu,
Menjelang hari
bahagia mereka, ketakutan diam-diam menyusup di sudut hati Gris. Kecerobohannya
mungkin akan membuat Tulip pergi dari hidupnya.
Gris tak pernah
membayangkan itu terjadi
Karena selama ini
keinginannnya tak banyak:
Hanya ingin
membahagiakan Tulip dan tetap bersamanya.
Namun, hidup
selalu punya teka-teki.
Apa jadinya cinta
tanpa kebersamaan?
Bagaimana jika itu
yang terbaik yang ditawarkan hidup kepadamu?
Keresahan
menggelayuti hati Gris.
Adakah kesempatan
untuk mengubah akhir cerita menjadi seperti yang seharusnya?
***
“Gris mencoba
memikirkan kalimat yang barangkali bisa memberikan kesan bahwa fakta ini
tidaklah terlalu buruk. Namun, tidak berguna. Diucapkan semanis apa pun pasti
tetap saja menyedihkan.”
Menjelang hari pernikahannya dengan Tulip, Gris malah
mendapat musibah akibat kecerobohannya. Ia dipecat dari perusahaan stationery tempatnya bekerja karena
salah membuat order cetak yang merugikan perusahaan mencapai seratus juta
rupiah. Sebenarnya ia yakin telah menulis order cetak yang tepat tapi
kenyataannya ia memang salah menuliskannya. Gris memang pelupa.
Suatu hari ketika Gris mengatakan kabar tentang pemecatan
dirinya pada Tulip, datang seorang pemuda aneh nan misterius mendekati Tulip.
Anehnya, pria yang tidak dikenal Tulip itu mengetahui tentang pemecatan Gris
dan kegemaran Gris terhadap menulis cerita pendek. Seolah tidak puas dengan
keanehannya, pemuda yang mengaku bernama Flynn tersebut memberikan Tulip sebuah
buku berjudul “Great Tales dan Poems”
karangan Edgar Allan Poe beserta sebuah kartu nama.
“Saya tahu ini
nggak masuk akal,” ujar Gris, kini terdengar putus asa. Tulip bisa membayangkan
mata mengantuk Gris tampak semakin redup. “Tapi, saya benar-benar ingin
mencoba. Saya nggak bisa melakukannya tanpa kamu.”
Awalnya, begitu Tulip menceritakan pemuda bernama Flynn,
Gris sama sekali tidak tertarik dan mengabaikan buku dan kartu nama yang pemuda
itu berikan. Tapi setelah membaca kembali buku Edgar Allan Poe itu, Gris merasa
bahwa ini adalah sebuah petunjuk. Ia merasa ini adalah kesempatannya untuk
mendapat pekerjaan. Oleh karena itu, Gris ditemani Tulip-yang untungnya
bersedia- pergi mengunjungi alamat yang terdapat dalam kartu nama itu.
Ternyata tidaklah mudah bertemu dengan orang yang namanya
tercantum dalam kartu nama tersebut, Gris dan Tulip seolah-olah sedang bermain
teka-teki. Dalam perjalanan, mereka malah bertemu dengan orang-orang unik yang
mebuat mereka seperti berada dalam dunia fantasi.
Sayangnya, di tengah pencarian tersebut. Ibu Tulip
mengkhawatirkan kehidupan mereka. Ibu Tulip khawatir karena Gris belum juga
mendapatkan pekerjaan sedangkan pernikahan mereka tinggal menghitung hari. Dengan
berat hati, Ibu Tulip meminta Gris untuk menunda pernikahan mereka yang
kemudian disetujui oleh Gris.
Gris memang menunda pernikahan mereka, tapi hatinya tak
bisa menerimanya. Ia tak terbiasa tanpa Tulip disampingnya. Begitu pun Tulip.
Lalu, mampukah mereka menjalani kehidupan mereka tanpa kehadiran seseorang yang
biasa menemani mereka? Lalu bagaimana dengan teka teki Flyyn?
Ini adalah novel kedua ka Prisca Primasari yang aku baca.
Dan yaa secara umum aku suka, bahasanya ringan sehingga mudah dipahami oleh
pembaca. Dari dua novel yang sudah aku
baca, aku jadi menemukan ciri khas tulisan kak Prisca. Ide cerita yang
disuguhkan unik, nggak banyak dipakai penulis lain. Dengan romansa sebagai tema
utama, dan pemecatan Gris menjadi konflik utama, kak Prisca dengan unik
menyelipkan sebuah teka-teki Flynn yang sukses membuat aku bertanya-tanya
kemana arah cerita ini. sebenarnya agak kaget konflik yang sebenarnya serius
ini malah diselesaikan dengan cara yang unik.
Aku sangat menyukai chemistry yang tercipta dari pasangan
Gris dan Tulip ini. Menurut aku masing-masing karakter cocok satu sama lain.
Gris yang pelupa tapi juga penyayang bertemu dengan Tulip yang sabar dan
sedikit manja. Aahhhh cocok banget pokoknya <3 terlihat dari
percakapan-percakapan yang terdapat dalam novel ini. kayaknya pasangan ini
nggak akan pernah berantem kalau ada di kehidupan nyata. Karena saling
melengkapi aja. Dan saling memahami gituu. Nggak akan deh ada kesalahpahaman.
Pokoknya ka Prisca sukses deh membuat pasangan serasi. Dan aku sangat sangat
menikmati bagian-bagian saat-saat mereka berdua bersama. Semua adegan deh.
Dalam novel ini terdapat lumayan banyak tokoh. Dan selain
Gris dan Tulip, aku juga menyukai salah satu tokoh bernama Kirana, yaitu istri
dari orang yang namanya terdapat dalam kartu nama yang diberikan Flynn. Kirana
diceritakan sebagai seorang yang ceria dan suka memasak. Dan aku menyukainya,
karena walupun sebenarnya dia memiliki sebuah masalah yang berat ia tidak menunjukannya,
ia tetap ceria dan melampiaskannya pada hal yang positif yaitu memasak. Aku
sangat mengagumi dengan kemampuan memasak Kirana. Apapun bisa dimasaknya.
Kerenn..
Dan sebenarnya, walaupun secara umum aku menyukai novel
ini. dan aku menikmatinya, tapi aku kurang nayaman dengan konfliknya. Entah
kenapa agak kurang dapet. Jadi kurang greget gitu. Mungkin tergantung selera
aja yaa..
Tapi sekali lagi, secara keseluruhan aku menyukai buku
ini. 4/ 5 bintang aku berikan. Aku rekomendasikan buat kalian kalian yang
menyukai kisah-kisah manis nan romantis. Baca deh buku ini. Hati-hati baper.
Hahaha.
wah wah jadipengen baca bukunya
BalasHapus