Selasa, 29 Agustus 2017

[Book Review] Quennora : A Bestfriend Reminds You to Allah

Judul                                                     : Quennora : A Bestfriend Reminds You to Allah
Penulis                                                 : UNIESSY
Penyunting                                        : Reza Sukma Nugraha dan Zahra Haifa
Proofreader                                      : Kamus Tamar
Cover                                                    : Wirastuti
Lay out                                                  : Cecep Ginanjar
Penerbit                                              : Penerbit Pastel Books
ISBN                                                      : 978-602-61273-4-1
Jumlah halaman                              : 366 halaman

Blurb
Sahabat bukanlah guru walau sering memberi petuah,
Bukan juga orangtua meski selalu menasehati,
Bukan pula pelawak kendati kerap mengukir tawa.
Seorang sahabat akan marah seperti ayah, peduli seperti ibu, kadang mengganggu seperti kakak,
Dan sering menyebalkan seperti adik. Tapi, tulus menyayangi kita lebih dari kekasih.

Bersahabat baik, Queen dan Nora adalah dua pribadi berbeda. Queen yang penuh tanya dan Nora yang penuh ilmu, membagi kisah mereka tentang pentingnya persahabatan. Bahwa bersahabat bukan hanya tentang tertawa bersama, tetapi juga tentang saling mengingatkan
---
Sahabat harganya mahal, Mahal banget.
Bayarnya pake kepercayaan dan rasa sayang satu sama lain. Dan jika ada yang berusaha curang, biar saja. Biar alam semesta yang menghajarnya.

---

“Aku selalu bodoh jika curhat padamu,Nora.”
“Kita sama-sama belajar Queen. Curhatanmu selalu jadi pengingatku,kok. Penguat keyakinan juga.---“ –halaman 29

Quennora merupakan nama 2 tokoh utama dalam buku ini, yaitu Queen dan Nora. Meskipun memiliki karakter yang sangat berbeda, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang keduanya bersahabat baik, mereka selalu menempel seperti perangko.
Queen merupakan gambaran gadis masa kini ; menyukai lagu-lagu barat, tertarik dengan hiburan, dan mengidolakan artis-artis korea. Meski begitu, Queen ini sangat kritis dan selalu penuh tanya. Ia juga tak pernah keras kepala, dan selalu mau menerima nasihat sahabatnya.
Sedangkan Nora, adalah seorang gadis dengan pribadi yang pandai dan sabar. Ia tak pernah berburuk sangka dan selalu memandang segala sesuatu dalam sisi baiknya. Nora ini memang sosok sahabat idaman. Ia akan menasihati sahabatnya dengan cara lembut tetapi tepat sasaran.
Memiliki karakter yang berbeda, tak lantas menghalangi Queen dan Nora untuk bersahabat.  Malah perbedaan itu mereka jadikan pelengkap atas kekurangan masing-masing. 
Queen yang kritis dan penuh tanya akan merasa lengkap dengan adanya Nora yang selalu menjawab pertanyaan pertanyaanya. Nora yang memiliki pengetahuan lebih, merasa perlu mengingatkan Queen jika sahabatnya itu bertindak tidak sesuai ajaran.

“Jika kalian tidak menemukan aku di surga maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan : “Wahai Tuhan kami, hamba-Mu 9fulan0 dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau. Masukkanlah bersama kami di Surga-Mu” – [ucapnya sambil menangis....] – Imam Ibnul Qayyim Al-Jauiyyah

Berisi 40 bab, buku ini menyajikan kutipan-kutipan menarik di setiap pembukaan babnya. Entah itu terjemahan ayat suci Al-Qur’an, Hadist Nabi, Riwayat-riwayat, ataupun kutipan dari beberapa buku. Dari keseluruhan, bab berjudul “Whould It BeYou?” menjadi bagain favoritku. Berikut ini kutipan dari bab tersebut :

“Aku juga belum tahu di mana aku akan ditempatkan Queen. Itulah kenapa aku selalu berharap sahabat-sahabatku mengerjakan amallan ibadah mereka engan benar dan tepat waktu”
“Kau tahu,Queen, mungkin saja aku di neraka, dan sahabatkulah yang di surga...”
“Mungkin saja aku di neraka nantinya, tapi setidaknya jika kau di surga, kau bisa minta pada Allah untuk mengeluarkanku dari sana,Queen..”- halaman 164-165

Bagian ini sukses membuatku menitikan air mata. Membayangkan sahabatku berkata demikian rasanya sesak. Sungguh sulit didapatkan di masa kini seseorang yang mengajakmu pada kebahagiaan akhirat.

"Jadi tidak usah sebut nama? Jadi biarkan Allah yang menetapkan ketetapan baik-Nya untuk kita?  Tugas kita berdoa meminta yang baik, bukan menyebut nama? " -halaman 188

Selain itu juga ada bagian lain yang menarik perhatianku, yaitu tentang perasaan. Perkara perasaan antara lawan jenis memang selalu menjadi bahasan menarik,  tak terkecuali bagi Queen dan Nora.  Queen begitu terharu dan tersipu ketika ada teman laki-lakinya membuat status tentang seseorang yang namanya selalu disebut dalam do'anya.  Queen fikir itulah yang dinamakan Cinta dalam Diam : Tidak menunjukan dan mengungkapkan,  tapi menyebut namanya dalam do'a.  Tapi ternyata fikiran itu salah, dan lagi-lagi Nora memberikan pengetahuan baru bagi Queen,  juga aku sebagai pembaca. Cinta dalam Diam ternyata bukan ketika kita menyebut nama si 'dia' dalam do'a kita, melainkan cukup meminta yang terbaik kepada Allah,tapi tidak menyebut namanya.

Ada bagian menarik dalam bab ini, yaitu ketika Nora berkata :
"Tahu tidak,  kebaikan yang sedang kita lakukan secara kontinu ini,  bisa jadi, karena didukung oleh doa pria yang nantinya akan menjadi pasangan hidup kita.  Pria yang entah siapa,  yang tidak kita kenal.  Dia tak tahu nama kita,  pun kita tak tahu namanya.  Dan meski persenannya kecil,  mungkin atas doanya ada sekian persen yang menjadi sokongan. Mungkin karena lantunan mesranya pada Sang Khalik,  meminta agar istrinya nanti adalah istri nan gemar ilmu Islam, makannya Allah tumbuhkan semangat dalam diri kita untuk terus menggali ilmu.  Banyak kemungkinan,  dan kita tak pernah tahu, "-halaman 188

Dulu nggak pernah berifkir sampai sini. Do’a ya do’a aja. Tapi setelah baca ini jadi terharu sekaligus termotivasi. Terharu karena siapa tau saat aku ibadah beberapa persenya dikarenakan dari do’a si ‘dia’, dan termotivasi untuk selalu mendo’akan si ‘dia’ agar dia yang entah berada dimana selalu berada dalam ketaatan kepada Allah. Hehe

Kembali lagi ke Queen dan Nora. Karakter keduanya merupakan gambaran remaja saat ini, dimana banyak remaja yang mengikuti budaya Korea termasuk bahasanya. Beberapa kali Queen dan Nora mengucapkan kalimat dalam bahasa Korea, seperti ‘eottokhajo””Geuraesseo!”, Bagi aku yang senang menonton drama Korea, tentu kalimat-kalimat seperti itu sudah ku pahami, sehingga saat membacanya sama sekali tidak mengganggu. Tapi alangkah lebih baik jika ucapan seperti itu juga disertai arti dengan menggunakan catatan kaki di bagian bawah halaman, sehingga orang-orag yang tidak mengerti menjadi tahu dan tidak merasa terganggu dengan dialog seperti itu.


Terlepas dari itu, aku sangat menyukai buku ini. Buku ini banyak memberikan pengetahuan baru bagiku. Aku juga suka dengan penulisannya. Pemilihan font dan spasinya terasa pas, pengetikannya pun mulus, aku tidak menemukan typo. Hal hal seperti ini justru membuat pembaca merasa nyaman dalam membacanya. 

Jadi, nggak ada alasan lagi untuk tidak membaca buku ini. Isinya bermanfaat, penulisannya rapih, dan pokoknya sangat rekomended!!

28-08-2017
Fridaliash

Kamis, 10 Agustus 2017

[ Book Review ] The Chronicles of Audy : O2

[REPOST]
Judul                                                     : The Chronicles of Audy : O2
Penulis                                                 : Orizuka
Editor                                                   : Yuli Yono
Cover desainer dan illustrator  : Bambang ‘Bambi’ Gunawan
Penerbit                                              : Penerbit Haru
ISBN                                                      : 978-602-7742-86-4
Cetakan                                               : Cetakan pertama Juni 2016
Jumlah halaman                              : 364 halaman


*BLURB*                                                                         
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja
Sampai cowok yang kusukai memutuskan
Untuk meneruskan sekolah ke luar negeri.

Ketika aku sedang berpikir
Tentang nasib hubungan kami
Dia memintaku menunggu.

Namun ternyata tidak Cuma itu.
Dia juga memberikan pernyataan
Yang membuatku ketakutan setengah mati

Di saat aku sedang kena galau tingkat tinggi
Masalah baru (lagi-lagi) muncul

Seseorang yang tak pernah kulirik sebelumnya
Sekarang meminta perhatianku!

Ini adalah kronik dari kehidupanku
Yang sepertinya akan selalu ribet.

Kronik dari seorang Audy.
--
Baca juga :
--

“Aku memang belum memikirkan masak-masak rencana masa depanku. Namun, masa depan yang kupikir masih jauh itu, tiba-tiba saja sudah ada di depan mata. Dan entah kenapa, itu membuatku takut setengah mati.”

                Sebelumnya, Audy merasa galau dan kecewa karena Rex tidak melibatkan keluarganya dalam pengambilan keputusan untuk  kuliah di luar negeri. Audy juga sedih karena nyatanya Ia belum ada di rencana masa depan Rex. Kini, tiba-tiba saja Rex mengubah rencana masa depannya dan ada Audy disana. Namun bukannya bahagia Audy malah merasa bimbang dan membuatnya menghindari pertemuan dengan Rex. Disaat yang sama Romeo secara mengejutkan bersikap aneh seolah-olah ingin merebut Audy dari Rex.

                “Tak lama lagi, mereka akan berpisah selama dua tahun. Ketika saat itu datang, apa mereka akan menyesali apa yang tidak terjadi? Menyesali momen-momen yang seharusnya bisa terjadi jika mereka saling membuka diri?”

                Rex dan Rafael belum juga dekat untuk dikatakan sebagai seorang saudara. Padahal tak lama lagi Rex akan berkuliah di luar negeri yang artinya tak akan berinteraksi langsung dengan adiknya itu, ia juga tak akan melihat perkembangan-perkembangan hebat Rafael. Itu membuat Romeo dan Audy melakukan segala cara untuk mendekatkan R3 dan R4 sehingga tak ada lagi kecanggungan diantara mereka, padahal disamping itu Audy juga sedang mencari cara untuk mendekatkan Rafael dengan Maura, istri Regan yang baru saja kembali ke kehidupan 4R. Rafael masih saja merasa asing dengan kehadiran Maura dan itu membuat Maura sedih.

                Pada akhirnya Audy berhasil menyelesaikan skripsinya. Selanjutnya apa tujuan Audy setelah lulus nanti? Apakah ia benar-benar ingin menjadi diplomat seperti yang tertulis dalam diary-nya? Lalu ‘ship’ manakah yang akan benar-benar berlayar? Audy-Rex ataukah Audy-Romeo? Juga berhasilkah Audy mendekatkan Rafael dengan Rex dan Maura?

                “Tapi seperti oksigen, keluarga ada dimana-mana kan? Seperti oksigen, keluarga ada di sekitarmu, di setiap tarikan napasmu, mengalir dalam darahmu. Walapun kamu nggak selalu bisa lihat, tapi kamu tahu keluarga selalu ada bersama kamu.”
--

                Finally..Finally…Finally…
Bahagianyaaaa akhirnyaa setelah 2 bulan sejak terbitnya buku The Chronicles of Audy seri terakhir ini aku bisa baca jugaa, dan lebih membahagiakan lagi ini buku didapat secara cuma-cuma alias gratis hadiah dari Blog Tour by Penerbit Haru. Thank You Min, and also host : Mba Asri (@peri_hutan) yang telah melimpahkan buku gratis ini untuk aku, hehe.  

                Untuk buku The Chronicles of Audy O2 ini aku sangat-sangat puas. Sebelumnya aku fikir buku seri terakhir ini tidak akan menampilkan masalah yang berarti untuk Audy dan hanya akan menceritakan kisah penutup dari 4R dan Audy. namun nyatanya masalah yang muncul sebagai konflik ini ternyata masih banyak hadir, konflik yang hadir justru lebih berwarna dan membuat semakin menarik untuk dibaca.

                Tema keluarga dalam novel ini mendominasi. Banyak adegan yang menjadi favorit aku dalam buku ini diantaranya adalah saat Rex menemani Rafael untuk menanam jagung di halaman belakang rumah mereka, juga saat Rex mengusap puncak kepala Rafael saat hari pertama Rafael masuk ke sekolah barunya. Selain itu, meskipun bersikap kekanak-kanakan, adegan Romeo yang menggoda Audy dibeberapa kali kesempatan juga menjadi bagian favorit aku. Yang paling aku ingat adalah saat Romeo akan pergi ke serang untuk bekerja dan dia malah mengatakan akan melamar Audy. Humor banget dehh. Dan yang paling nggak bisa dilupain adalah saat Rex mengajak kencan Audy? Ga nyangka kaaan? Baca deh biar kalian tahu ternyata Rex juga bisa romantic meskipun dengan caranya sendiri J

                Sejak novel TCoA seri kedua, Rex bertahan menjadi tokoh favorit aku sampai aku berhasil menyelesaikan buku ini. Rex dengan kemampuannya bisa mempersiapkan masa depannya dengan baik tanpa merepotkan orang lain. Meskipun memiliki sikap dingin dan kadang terlihat egois, ternyata Rex bisa bersikap dewasa yang ditunjukan dengan cara mengambil keputusan-keputusan yang cukup baik. Rex juga mulai mau membuka diri terutama untuk orang-orang terdekatnya.

                Meskipun begitu, bukan berarti tokoh lainnya tak menarik. Aku tak berbohong, Aku sempat jatuh hati pada Romeo yang seperti biasa selalu bersikap konyol. Kekonyolannya yang kali ini dalam bentuk gombalan justru menjadi suatu hal yang menarik. Rafael semakin lama semakin menggemaskan. Ia banyak bersikap seperti layaknya anak-anak seumurannya dan itu benar-benar melegakan. Regan yang kini telah menikah banyak menunjukan sikap manis kepada Maura,istrinya. Dan yang tidak dapat dilupakan dalam seri ini adalah tokoh pendukung sebagai sahabat Audy. yap Missy. Sejak awal hadir baru kali ini aku menyadari kalau Missy adalah sosok yang dapat diandalkan. Dibalik ucapannya yang kelewat blak-blakan, Missy cukup memiliki solusi untuk masalah-masalah Audy dan 4R.

Dengan terbitnya buku ke-empat ini, selesai juga kisah kronik kehidupan Audy.  Entah aku harus bahagia atau sedih. Aku bahagia banget akhirnya buku ini terbit, akhirnya bisa melanglang di dunia khayal dengan 4R, tapi aku juga sedih karena dengan selesainya membaca seri ini berhenti juga cerita tentang 4R1A. HWAAA ga bisa banget melepas mereka ( baca : Regan Rashad, Romeo Rashad, Rex Rashad, Rafael Rashad, Audy Nagisa ). Aseli deh masih pengen terus baca kisah mereka selanjutnya.

Sepeti biasa, ada beberapa kutipan yang aku ambil dari buku ini. Diantaranya adalah :
“Kalian kaum wanita, selalu jawab nggak kenapa-napa disaat kenapa-napa.” Halaman 52
“Aku paham kalau kamu orang yang hangat, penyayang, dan bisa akrab dengan semua orang. Kamu pengin kami juga demikian. Tapi aku juga pengin kamu me-mahamiku sedikit lebih baik. Sedikit saja.” Halaman 116
“Ulang tahun hanya sekedar pengingat kalau umur kita bertambah. Atau bisa dikatakan, sisa hidup kita malah berkurang. Apa yang perlu dirayakan untuk itu?” Halaman 258
“Kamu harus tahu kalau keluargamu senang kamu lahir” Halaman 259
“Kalau nguping itu kejahatan, kamu udah masuk penjara berapa kali ya?” Halaman 261
“Udah terlalu banyak yang kalian pikirkan. Nggak perlu ditambah kegalauanku.” Halaman 279
“Aku ngerti kamu, ngerti alasan kenapa kamu melakukan itu. Aku nggak marah. Aku Cuma… kecewa kamu nggak cerirta apa-apa sama aku soal ini. Aku pikir kita keluarga.” Halaman 281
“Dala meraih cita-cita, kamu udah gagal di detik pertama kamu menyangsikan dirimu sendiri.” Halaman  288
“Keluarga memang lebih baik saat berkumpul. Tapi walaupun tidak berkumpul, keluarga tetap keluarga.” Halaman 298
“Kamu mungkin masih punya banyak kekurangan, tapi kamu juga punya banyak kelebihan.” Halaman 328
“Tapi seperti oksigen, keluarga ada dimana-mana kan? Seperti oksigen, keluarga ada di sekitarmu, di setiap tarikan napasmu, mengalir dalam darahmu. Walapun kamu nggak selalu bisa lihat, tapi kamu tahu keluarga selalu ada bersama kamu.” Halaman 283
              
  Sebagai penutup, pesan yang aku dapat dari buku ini  :
·         Seberapapun masalah yang kamu dapatkan tentu tidak akan melampaui kemampuannmu sebagai manusia. Dan ketahuilah selalu ada penyelesaian bersamanya.
·         Keluarga akan tetap menjadi keluarga. Merekalah orang-orang pertama yang akan ada disaat kamu membutuhkannya. Meskipun tak terlihat tapi percayalah mereka selalu ada untukmu. Ada dalam setiap tarikan nafasmu.
·         Mimpi dan cita-cita yang setinggi lain bahkan terletak di galaksi lain tak akan terlihat jauh apabila kamu benar-benar berusaha untuk meraihnya. Apabila kamu yakin kamu akan menggapainya.

Yap itu diaa Review aku untuk seri terakhir The Chronicles of Audy. I’m gonna miss them (4R1A) btw. Terimakasih kak Orizuka telah menciptakan tokoh-tokoh yang nggak akan pernah terlupakan seperti mereka. 5 bintang untuk TCoA : O2 ini. Yeay! Untuk yang belum baca jangan sampai terlewat, masukan ini dalam wish list kamu yaa karena ini very very recommended!!
Thank you for reading. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan maupun yang lainnya.

Regard,
Fridaliash


[ Book Review ] The Chronicles of Audy : 4/4

[REPOST-Pernah diikut sertakan dalam Kontes Review Audy]
Judul                                                     : The Chronicles of Audy : 4/4
Penulis                                                 : Orizuka
Editor                                                   : Yuli Yono
Cover desainer dan illustrator  : Bambang ‘Bambi’ Gunawan
Penerbit                                              : Penerbit Haru
ISBN                                                      : 978-602-7742-53-6
Cetakan                                               : Cetakan kedua Juli 2015
Jumlah halaman                              : 314 halaman                  


*BLURB*                                                                         
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja
Sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R
Dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya

Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,
tapi kenapa cowok itu malah kelihatan santai-santai saja?
Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya,
tapi dia bahkan tidak peduli

Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini
Seperti biasa, muncul masalah lainnya

Tahu-tahu saja keluarga ini berada di ambang perpisahan!

Aku tidak ingin mereka tercerai-berai,
tapi, aku bisa apa

Ini adalah kronik dari kehidupanku
yang masih saja ribet

Kronik dari seorang Audy
--
                “Kalau aku berkuliah di jurusan Psikologi dengan senang hati aku akan menulis skripsi berjudul ‘Pengaruh Pernyataan Cinta Remaja 17 tahun terhadap Audy Nagisa’. Sudah pasti aku akan dapat nilai A. aku bisa mempertaruhkan seluruh tabunganku untuk itu.”
                Audy masih belum menyelesaikan skripsinya. Outline dan dosen pembimbing pun belum jelas. Dari begitu banyak faktor penyebabnya tentu pernyataan anak ke-3 keluarga Rashad kepada Audy beberapa waktu lalu jelas menjadi salah satunya. Meski Rex pernah menyebutkan alasannya tetap saja Audy tak mengerti mengapa Rex bisa menyukai dirinya. Audy cukup bangga dan bahagia dengan perasaan Rex terhadap dirinya hingga Ia menyadari terdapat sebuah jurang besar pemisah antara keduanya. Audy dan Rex memiliki banyak perbedaan –selain usia- yang membuat Audy merasa tak layak untuk Rex.
                “Tadinya saya pikir Rafael hanya lebih cerdas dari anak seusianya. Tapi setelah study tour kemarin saya sadar kalau Rafael tidak sekedar cerdas. Dia gifted. Genius.”
                Nampaknya kedua orang tua 4R menurunkan gen yang luar biasa bagus kepada anak-anaknya karena di usia Rafael yang baru akan menginjak usia 5 tahun Ia bisa menyelesaikan permainan sains dalam waktu kurang dari 1 menit. Ia dengan lancar bisa membaca dan menulis melampaui teman-temannya. Tak ada yang membuatnya penasaran di tempatnya bersekolah. Dan ini membuatnya secara tak langsung dikeluarkan dari sekolah dengan alasan sekolah tak bisa mengakomodasi kebutuhan Rafael. Meski Audy dan ketiga Kakaknya telah mengetahui kemampuan Rafael yang tak biasa.  keempatnya tetap saja terkejut dan tak menyangka kemampuan Rafael sudah sejauh itu hingga membuat PAUD tak mampu menerimanya.
                “Namun kemudian aku juga sadar kalau bukan itu yang membuatku hancur. Masalahnya adalah Rex tidak menganggapku dalam pengambilan keputusannya. Dia sudah punya rencana masa depan tanpa aku di dalamnya. Pendapatku tidak akan berarti. Maka dari itu dia tidak akan repot-repot memberitahuku.”
                Belum selesai masalah percintaannya dengan R3 dan masalah akademik Rafael. Audy harus menulis 1 masalah lagi dalam catatan kumpulan masalah yang harus diselesaikannya. Tiba-tiba saja Rex mengumumkan bahwa Ia akan berkuliah di luar negeri meninggalkan 3R lain. Parahnya Rex sama sekali tak melibatkan ketiga saudaranya dan Audy dalam pengambilan keputusan ini. Tentu saja tindakannya itu membuat kecewa yang lain. Di saat yang sama Regan mengumumkan bahwa Ia ditawari pekerjaan di Jakarta dengan gaji yang jauh lebih besar. Gaji yang cukup untuk memenuhi biaya Rex kuliah, biaya Rafael sekolah di tempat yang mengakomodasi kemampuannya, biaya Maura-istri Regan- fisioterapi dan tentu biaya rumah tangga lainnya. Tapi apakah mereka harus meninggalkan kota tempat tinggalnya sekarang sekaligus peristirahatan terakhir kedua orang tua mereka demi memenuhi kebutuhan keluarga? Apakah mereka juga harus meninggalkan Audy demi kepentingan masing-masing?
                “Karena aku nggak tahu harus gimana tanpa kalian. Karena aku membutuhkan kalian di sini.”
--
Baca juga : 
              Masalah. Masalah. Masalah. Kak Orizuka bener-bener dehh!!Kasian kan Audy:”)) Penggunaan sudut pandang orang pertama pelaku utama ini memudahkan kita untuk masuk ke ceritanya dan merasa jadi Audy sungguhan. Jadi Audy yang punya masalah kok aku yang kesel..
                Oke jadi di novel ke 3 seri The Chronicles of Audy ini kehidupan Audy semakin rumit banget karena masalah datang tanpa henti. Dimulai dari perasaan Rex yang malah membuat Audy bersusah payah supaya terasa layak untuk Rex,Rafael yang dikeluarkan dari sekolahnya karena kelewat jenius, Rex yang diterima beasiswa di luar negeri dan Regan yang tiba-tiba dapat tawaran pekerjaan di luar kota. Oh 4R kenapa kalian selalu menyusahkan hidup Audy.... Tapi it’s okay itu malah buat novel ini berasa(manis, asem, asin, pahit) banget. Walaupun konfliknya terlihat nggak cukup besar tapi sangat berhasil membuat aku ingin terus nyelesain novel ini sampai akhir sambil melafal dalam hati jadi-ini-gimana-kelanjutannya- saking penasarannya.
                Berbeda dengan novel sebelum-sebelumnya yang banyak menyuguhi adegan konyol yang membuatku banyak tertawa. Novel ini lebih banyak berisi kejadian serius. Meskipun begitu aku tetap sangat menikmatinya. Adegan favorit aku di novel ketiga ini cukup banyak. Pokoknya setiap interaksi Audy-Rex dan atau Audy-Romeo aku sukaaaaaaaaa. Meskipun Rex di novel ini lebih banyak ngeselinnya tapi tetap aja bagian Audy-Rex ini bagian yang aku tunggu-tunggu. Satu adegan yang bikin aku kesel banget yaitu saat Rex dengan entengnya bilang “Kamu belum ada di rencana masa depan aku” oke itu jahat banget. Lebih jahat dari perlakuan Rangga terhadap Cinta *eh. Tapiii akibat tindakan super duper nyebelin Rex terbitlah sikap malaikat Romeo. Dan itu manis banget. Romeo yang nungguin Audy nangis di depan kosannya. Romeo yang ngajak Audy Party Ronde untuk menumpaskan kegalauan Audy. Romeo yang anter Audy ke kosan. Tindakan kecil sihh tapi manis banget kalau menurut aku. Ngomong-ngomong, Kak Orizuka lewat Romeo buat aku ingin ke Jogja buat nyobain ronde. Hhhhh.
                Dari paragraph di atas aku bisa memutuskan kalau Tokoh favorit di novel ke tiga seri Audy ini jatuh pada Rex dan Romeo! Jangan paksa aku untuk milih karena aku nggak bisa!! Walau Rex dingin dan keliatannya nggak peduli tapi aku jatuh cinta pada Rex dengan wangi papermintnya, Rex dengan kaus v-neck dan tulang selangkanya, Rex dengan senyum samarnya, dan Rex yang nggak punya pertanyaan lain selain “skripsi?” , Rex si anak ketiga yang selalu memunggungi Audy tiap masuk kamarnya. Rex yang katanya suka Audy tapi malah buat Audy kecewa dengan tindakannya.  Aku juga jatuh hati pada Romeo dengan banyak kekurangan dan sedikit kelebihannya haha. Romeo seorang gamer, hacker etc. Romeo yang memiliki banyak trauma. Romeo yang jadi idola Ibu-ibu. Romeo yang humoris dan selalu sukses hibur Audy. Oke itu cukup untuk menjelaskan kalau aku suka sekali dengan merekaaaaaa(dibaca panjang)!
                Meski aku sangat menyukai Rex dan Romeo bukan berarti aku melupakan Regan dan Rafael. Mereka juga sosok yang tak kalah keren! Mengikuti kata-kata Regan yang kemudian ku sunting, Ingat! Rex dan Romeo hanya 2/4. Ada 2/4 lagi untuk melengkapi kisah ini menjadi 4/4!
                Terakhir.. ini dia kutipan-kutipan yang berhasil aku dapatkan dari buku dengan garis pinggir ungu ini :
“Cinta membuat orang tergenius sekalipun menjadi gila, ingat? Jadi, dikira-kira saja apa yang bisa cinta lakukan terhadap orang simple sepertiku!” halaman 20
“Nggak ada yang nggak mungkin. Kamu hanya harus berusaha lebih keras lagi.” Halaman 28
“Keluarga saling membantu satu sama lain, kan?” halaman 103
“Mungkin kamu tidak akan pernah jadi seperti dia . tapi jangan biarkan itu jadi alasan…. Untuk berhenti berusaha.” Halaman 167
“Selama bareng aku, aku nggak akan membiarkan kamu stress.”
“Mas harus menghadapi kenyataan, kalau yang namanya hidup itu nggak stagnan. Seperti kata Heraclitus, perubahan adalah satu-satunya hal yang tetap. Sesuatu yang nggak bisa dihindari. Selamanya Mas nggak akan berkembang kalau terus-terusan hidup di zona nyaman.” Halaman 252
“Nggak ada salahnya berharap, selama disertai usaha yang konkret.” Halaman 256
“Nangis hanya untuk yang lemah” halaman 257
                Oh i“Kamu hanya harus berhenti menganggap kamu nggak tertolong. Jangan meremehkan diri sendiri. Aku yakin kamu bisa.” Halaman 276
ya hampir lupa, di penghujung novel ini ada pernyataan Romeo yang membuat aku shock dan ini berhasil membuat aku penasaran pakai sekali apa maksudnya. Ini artinya harus baca novel ke empat secepatnya. Siappp!

                5 bintang buat TCoA 4/4 iniii. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan, ejaan, atau perkataan aku yang aku sampaikan dalam tulisan ini. Review ini aku tulis murni berdasarkan pendapatku sendiri. Terimakasih.
Fridalia

Rabu, 09 Agustus 2017

[ Book Review ] The Chronicles of Audy : 21

[REPOST-pernah diikutsertasakan dalam Kontes Review Audy oleh Penerbit Haru}
Judul                                                     : The Chronicles of Audy : 21
Penulis                                                 : Orizuka
Editor                                                   : Tia Widiana
Cover desainer dan illustrator  : Bambang ‘Bambi’ Gunawan
Penerbit                                              : Penerbit Haru
ISBN                                                      : 602-774-237-2
Cetakan                                               : Cetakan kedua September 2014
Jumlah halaman                              : 308 halaman


*BLURB*                                                                         
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.

Aku sempat berhenti,
tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali.
Setelah member titel baru : “bagian dari keluarga”.

Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang salah seorang dari mereka
Mengungkapkan perasaannya kepadaku

Aku tidak tahu harus bagaimana!

Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan
terjadi sesuatu yang tidak pernah
terpikirkan siapa pun.

Ini, adalah kronik dari kehidupanku
yang semakin ribet

Kronik dari seorang Audy.

---
                Masih berkisah tentang kehidupan Audy dan 4R.

                “Setelah Audy pergi kami langsung sadar kalau kehadiran Audy sangat penting bagi kami. Bukan sebagai pembantu ataupun babysitter tapi sebagai… bagian dari keluarga.”

                Setelah sempat berhenti dan meninggalkan rumah 4R, akhirnya Audy kembali tinggal bersama mereka, bukan sebagai babysitter atau pembantu, melainkan ‘bagian dari sebuah keluarga’. Meskipun begitu, bukan berarti Audy terbebas dari segala tugas rumah tangga. Ia tetap harus mengerjakan segala sesuatu seperti sebelumnya : memasak, membereskan rumah, tak lupa mengantar jemput Rafael.

                “Hidupku setelah ditembak praktisnya jadi tidak sama lagi. Aku jadi merasa canggung tiap kali berada seruangan dengannya. Belum lagi aku harus berakting seolah tidak terjadi apa-apa di depan saudara-saudaranya. Dan itu melelahkan.”

                Audy merasa ia semakin dekat dan lebih mengenal masing-masing karakter dari 4R hingga suatu hari secara tiba-tiba, satu diantara 4R mengungkapkan perasaan suka kepadanya. Audy tak tahu harus bersikap apa karena takut itu hanyalah sebuah jebakan atau candaan. Sikap yang dulu biasa dilakukan R tersebut pun dianggap berlebihan oleh Audy dan akhirnya yang terjadi adalah ia bersikap salah tingkah dan malah terlihat bodoh di depan R tersebut. Audy tak pernah benar-benar mengerti apa yang harus ia lakukan hingga kesalahpahaman terjadi dan membuat perang dingin diantara keduanya.  Masalah bukan hanya disitu, Rafael yang kelewat cerdas membuat Audy harus mengeluarkan kemapuan ekstra untuk mengurusnya : mengajarkan sopan santun dan memperdengarkan lebih banyak lagu anak-anak. PR cukup besar untuk Audy.

                “Kupikir hidupku sudah merupakan keajaiban tetapi apa yang terjadi kemarin adalah sesuatu yang benar-benar di luar jangkauan daya pikirku. ..Siuman setelah koma selama dua tahun lebih. Kenyataannya itu jauh lebih sulit dipercaya daripada ada miliaran galaksi di luar sana.”

                Seakan semuanya belum rumit. Masalah datang lagi menghampiri Audy. Dengan keajaiban-Nya Seseorang dari masa lalu 4R kembali hadir di tengah-tengah mereka. Seseorang yang dulu pernah membuatnya sadar bahwa Ia tidak boleh berharap lebih pada Regan. Seseorang yang jauh sebelum Audy mengenal 4R  sudah hadir menjadi bagian dari kehidupan 4R.  Ia tahu seharusnya Ia bahagia menyambut seseorang yang sangat penting bagi 4R. Namun apakah Audy bisa bahagia disaat keajaiban itu justru membuat Ia harus pergi meninggalkan 4R?

                “….Cuma aku yang terjebak dalam khayalan muluk menjadi ‘bagian dari keluarga’ sekelompok cowok-cowok lajang….. Pada akhirnya aku hanyalah orang asing”
--
            Sebelum membaca Reviewku tentang buku ini. baca juga yuk review buku pertamanya disini  

 Sebagai sekuel novel The Chronicles of Audy 4R novel The Chronicles of Audy 21 ini melakukan banyak pengembangan karakter di masing-masing tokoh sehingga membuat para pembaca bisa lebih mengenal karakter masing-masing tokoh. Regan satu-satunya tokoh yang menurutku paling jarang diceritakan. Mungkin banyak hanya saja sepertinya aku kurang menikmatinya entah mengapa. Yang mengejutkan justru datang dari Romeo dan Rex. Banyak kejadian yang membuat sisi gelap mereka tak terasa buruk lagi. Misalnya mengapa Romeo jarang keramas –ralat- mengapa Romeo keramas menggunakan sabun bayi dan memakai kaus kaki saat tidur. Mengapa Rex lebih memilih berada di kamar daripada menonton bola bersama ketiga saudaranya. Ternyata dibalik tingkah konyol Romeo dan sikap dingin Rex, ada sisi lemah mereka yang baru bisa dimengerti jika tahu alasannya. Rafael malah semakin menggemaskan. Kalau di novel sebelumnya ia lebih banyak bersikap layaknya orang dewasa di novel kedua ini sering kali Rafael bertingkah seperti anak kecil umumnya. Yang paling menggemaskan adalah saat beberapa kali kesempatan Rafael memeluk kaki Audy untuk alasan yang berbeda-beda. Itu… lucu sekaligus mengharukan.

                Tapiiii yang paling tak disangka dari novel ini adalaahhh… pengakuan perasaan salah satu R kepada Audy? Sebenernya pasti udah pada tahu kan siapa R itu? Tapi takut kelewat spoiler bagi yang belum baca hehe. Oke ini bener-bener mengejutkan dan berhasil buat aku baper alias bawa perasaan. Entah kenapa sepertinya aku terlalu mendalami karakter Audy karena perlakuan R  yang tak seberapa itu juga berhasil membuatku degdegan dan cengengesan sendiri.  Meminjam istilah Missy-sahabat Audy- Aku langsung meng-ship mereka. Oleh karena itu dibagian akhir novel saat keajaiban sekaligus konflik datang aku merasa sakit dan takut kalau R akan berpindah perasaan lagi pada masa lalunya.

                Kisah Audy dan salah satu R tersebut mendominasi di novel kedua ini dan aku tak keberatan sama sekali. Malah sangat menikmati. Bagian yang paling aku suka tentu saat pertama kali R ini mengungkapkan perasaan suka pada Audy. “Aku suka kamu” katanya. Aww. Selain kisah asmara Kejadian mengharukan juga tak luput didalamnya. Yang paling kuingat adalah saat Audy mengeramasi Romeo. Itu terdengar lucu sih tapi aku malah nangis saat membacanya karena kejadian itu membuat Romeo menceritakan masa lalunya saat Ibunya masih hidup. Cerita Romeo berhasil menghilangkan –sedikit- image jorok yang melekat dalam dirinya.  Rafael juga membuatku terharu saat Audy harus meninggalkan rumah 4R dengan gayanya sendiri Rafael membela Audy untuk tetap tinggal dengan alasan bagian dari keluarga.

                Pepatah yang mengatakan “Don’t judge the book by it’s cover” dalam novel ini terbukti banget! Kamu juga harus membuka lembaran-lembaran selanjutnya untuk mengetahui isi buku tersebut. Buku yang covernya bagus belum tentu isinya juga bagus. Sebaliknya buku yang covernya biasa saja atau terkesan buruk malah mengandung isi yang baik. Aku bukan sedang membicarakan buku ini btw! Aku bicara soal 4R1A : Audy yang terlihat konyol tapi sangat peduli, Regan yang terlihat gagah namun memikul beban berat dibelakangnya. Romeo yang dibalik penampilan urakan terdapat sisi yang lembut didalamnya. Rex yang terlihat jutek tapi butuh perhatian dan Rafael yang walaupun masih kecil tapi bisa mudah memahami.

Berbicara tokoh, Tokoh favorit di novel ini yang pasti R yang menyatakan perasaan pada Audy. Caranya menyukai seseorang yang beda dari yang lain itu lho bikin greget jadinya ngga membuat novel ini membosankan dan malah membuat aku penasaran ingin terus mengikuti perkembangan kisah asmara mereka. 

                Pokoknya buat kamu yang sudah baca The Chronicles of Audy seri pertama jangan lupa untuk baca buku ini juga. Karena kamu bakal dapat banyak kejutan yang tidak kamu sangka-sangka sebelumnya. Selain itu banyak kutipan menarik yang aku suka dari novel ini. Di antaranya :
… Namun bukankah keluarga seperti itu? Bertengkar, lalu berbaikan, begitu seterusnya?” halaman 50
“… Kadang… walaupun ada hal-hal yang menurutmu benar, lebih baik kamu simpan di dalam hati. Atau sampaikan dengan cara yang lebih baik.” Halaman 84
“Lagi pula, keluarga nggak semestinya punya perasaan suka, dalah artian suka, suka, kan?” halaman 114
Apa salahnya berharap? Berharap bikin kita lebih bersemangat hidup, kan? Tentunya, sambil disertai usaha yang konkret,” halaman 144
Kadang aku mengharapkan suatu hal, walaupun di saat yang sama, aku berpikiran sebaliknya untuk menghindari rasa sakit yang mungkin timbul jika aku tidak mendapatkannya. seringnya, aku tetap akan merasa sakit tanpa mengetahui bagaimana rasanya jika aku berpikiran positif.” 156
“……Kamu adalah seseorang yang bisa membuktikan, kalau keluarga itu bukan hanya orang-orang yang dihubungkan dokumen. Kamu adalah orang yang dengan ikhlas melakukan hal-hal yang hanya bisa keluarga lakukan, dan itulah kenapa, kamu adalah bagian dari keluarga ini.” 283-284
“Love is the desire for perpetual possession of the good.” 293
Kamu adalah entitas yang jadi kelemahan sekaligus kekuatanku; yang membuatku merasa lebih hidup.” 294
              
  Yap itulah review aku untuk novel kedua seri The Chronicles of Audy ini. Mohon maaf jika terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun hal lainnya. 4 dari 5 bintang untuk buku bernuansa biru ini yeay!
Regard

Fridalia

Warung Blogger

Warung Blogger ">

Blogroll

Blogger Perempuan">
 
Friday's Book Corner Blogger Template by Ipietoon Blogger Template