Judul :
The Girl on Paper
Penulis :
Guillaume Musso
Penerjemah : Yudith Listiandri
Penyunting : Selsa Chintya
Proofreader : Titish A.K.
Design Cover : Chyntia Yanetha
Penerbit : Penerbit Spring
ISBN :
978-602-74322-4-6
Cetakan :
Cetakan pertama, September 2016
Jumlah halaman : 448 halaman
*BLURB*
Gadis itu terjatuh
dari dalam buku.
Hanya beberapa bulan
yang lalu, Tom Boyd adalah seorang penulis miliader yang tinggal di Los Angeles
dan jatuh cinta pada seorang pianis ternama bernama Aurore. Namun, setelah
putusnya hubungan mereka yang terekspos secara publik, Tom menutup dirinya,
menderita writer’s block parah, dan tenggelam dalam alkohol dan obat terlarang.
Suatu malam, seorang
gadis asing yang cantik muncul di teras rumah Tom. Dia mengaku sebagai Billie,
karakter dalam novelnya, yang terjatuh ke dunia nyata karena kesalahan cetak
dalam buku terakhir Tom.
Meskipun cerita itu
gila, Tom harus percaya bahwa gadis itu benar-benar Billie. Akhirnya mereka
membuat perjanjian. Jika Tom mau menulis novel agar Billie bisa kembali ke
dunianya, Billie akan membantu Tom untuk mendapatkan Aurore kembali.
Tidak ada ruginya,
kan? Iya, kan?
***
Nama Tom Boyd mulai dikenal setelah
menerbitkan novel Trilogie Des Anges dengan buku pertama berjudul La Compagnie
de Anges, dilanjutkan dengan buku keduanya dengan judul De Memoire d’Anges, sedangkan
novel ketiganya masih dalam rencana penerbitan, berkat novel-novelnya itu ia
menjadi seorang miliader. Ia juga membantu kedua sahabatnya ; Milo, dan Carole keluar
dari dunia hitam mereka.
“Sejak Aurore meninggalkanku, aku merasa seolah ada
kanker yang menggerogoti hatiku, bersemayam di sana untuk waktu yang lama,
seperti tikus di lemari makanan. Seperti kanibal lapar yang sedang memakan
daging segar, bagai kesedihan yang telah melahap bagian dalam diriku hingga
seluruh emosi dan tekadku terasa kosong.”
Suatu hari Ia jatuh cinta pada
seorang pianis bernama Aurore, namun hubungannya tak dapat berlangsung lama.
Mereka putus, dan saat itulah Tom merasa hidupnya hancur. Tom mengkonsumsi
obat-obatan, mengucilkan dirinya, dan yang paling parah ia tak bisa menulis
lagi. Padahal orang-orang telah menanti buku ketiga dari Trilogi yang dia
janjikan. Di saat yang sama, terjadi kesalahan cetak pada 100.000 buku
keduanya. Tulisan berhenti di halaman 266 dalam kalimat yang belum rampung.
“Aku terjatuh.”
“Terjatuh dari mana?”
“Terjatuh dari sebuah buku. Terjatuh dari bukumu,
tepatnya. Aku terjajuh dari sebuah baris, di tengah kalimat yang belum
selesai,”
Suatu malam, Tom dikagetkan oleh
seorang gadis yang muncul di teras rumahnya dan mengaku sebagai Billie,
karakter dalam novel yang ia tulis. Awalnya Tom tak percaya, karena menganggap
itu sesuatu yang gila, namun gadis itu benar-benar bisa meyakinkan Tom bahwa ia adalah Billie. Mereka
kemudian membuat perjanjian, Billie akan membantu Aurore kembali pada Tom, jika
Tom mau menulis kelanjutan dari novelnya.
“Billie terhubung secara fisik dengan salinan yang
cacat,”
“Dan dengan menghancurkan buku-buku itu, kita membunuh
Billie!”
Sayangnya, ditengah
perjanjian, Billie mengalami sakit yang cukup parah. Mereka meyakini itu
dikarenakan buku (yang salah cetak) sebagai tempat Billie keluar telah
dihancurkan. Namun ia masih dapat bertahan hidup karena 1 buku yang masih
bertahan dari proses penghancuran. Jika Tom ingin menyembuhkan Billie dan
mengembalikan Billie ke tempat asalnya, Tom harus menulis kembali sebagai
perjanjian dan ia juga harus menemukan satu buku yang tersisa, sayangnya
ternyata itu bukan perkara mudah.
***
Berkisah tentang seorang penulis
bernama Tom Boyd yang kedatangan ‘tamu’ seorang karakter yang ia buat, penulis
mengajak para pembaca membuat hipotesis sendiri bagaimana si karakter dalam
novel ini bisa hadir dalam dunia nyata. Aku sendiri memiliki beberapa hipotesis
sendiri mengenai hal ini, sayangnya tebakanku nggak ada yang benar. Hehe. Tapi
itu malah membuat novel ini menarik karena alur ceritanya tidak dapat ditebak.
Walaupun sebenarnya aku kurang puas dengan apa yang disuguhkan penulis, aku menginginkan
alasan atau penjelasan yang lebih menarik dan lebih waw dari yang terdapat
dalam novel ini
Ini
adalah novel terjemahan yang paling cepat aku selesaikan. Selain karena
terjemahannya yang mudah dipahami, ceritanya juga cukup menarik, konfliknya
sudah dihadirkan di awal, membuat pembaca penasaran jadi ingin terus
melanjutkan membacanya untuk mengetahui kelanjutan cerita. Meskipun sebenarnya ada
beberapa bagian yang kurang dimengerti karena tiba-tiba hadir di tengah-tengah
bab, namun secara keseluruhan novel ini menarik. Karena jika diselesaikan kita
akan tahu maksud dari bagian-bagian kisah itu.
Sayangnya, penulis menggunakan sudut
pandang yang berubah-ubah. Sehingga terkadang akan membingungkan para pembaca. Sebenarnya
mungkin penulis ingin menggunakan PoV 1 dengan Tom Boyd sebagai si ‘aku’ dalam
novel ini, namun ada beberapa bagian yang tidak dalam sudut pandang Tom Boyd
ini sehingga penulis beralih ke sudut pandang ia sendiri. Dan itu cukup
mengganggu. Menurut saya sendiri, lebih baik sudut pandang diambil dari penulis
sendiri, karena banyak bagian yang tidak dalam pandangan tokoh utama. Itu
menurut aku sih..
Tom Boyd sendiri memiliki 2
orang sahabat bernama Carole dan Milo. Dan 2 tokoh itulah yang menjadi favorit
saya dalam novel ini. mereka sama-sama orang yang loyal terhadap persahabatan.
Mereka akan melakukan apapun untuk sahabatnya. Keduanya juga pekerja keras,
carole membuktikan bahwa meskipun ia berasal dari tempat yang buruk, ia mampu
menjadi seorang polisi bahkan memiliki pangkat sersan. Sedangkan Milo
sebenarnya adalah sosok yang sangat perhatian baik itu pada Tom maupun Carole,
hanya saja ditunjukan dalam caranya sendiri.
Dari
keseluruhan cerita dalam novel ini, saya pribadi paling menyukai bagian Carole
dan Milo saat membantu Tom dalam mencari novel yang berhasil terselamatkan dari
proses penghancuran akibat kesalahan cetak. Beberapa kali mereka hampir
menemukannya dan beberapa kali juga mereka gagal mendapatkannya. Ada ajaaa
penghalang yang buat buku itu pergi lagi. Jadi greget sendiri. Rasa-rasanya
pengen teriak ke mereka kalau novel ini ada ‘disini...’ gituuu.:D
Di awal
setiap bab, penulis memberikan kutipan dari berbagai sumber. Dan dari semua
kutipan itu ada beberapa yang menarik, seperti :
“Teman-teman
adalah para malaikat yang mengangkat kita ketika sayap kita tak ingat lagi cara
untuk terbang.” –Anonim
“Kebahagiaan
adalah gelembung sabun yang berubah warna seperti bunga iris, dan yang meletus
ketika kita menyentuhnya.”-Balzac
“Cinta
itu seperti air raksa di tangan. Jika tangan tetap terbuka, cinta akan tetap
berada di sana; cengkeramlah, dan cinta akan tergelincir melalui jari-jarimu.”-Dorothy Parker
“Mencintai
seseorang berarti mencintai kebahagiaannya juga.”- Francoise Sagan
Dan
masih banyak lagi kutipan yang lainnya.
Pesan
moral yang aku dapat dari novel ini, Janganlah kita terpuruk hanya karena
hal-hal yang sebenarnya bisa kita atasi. Berhentilah memikirkan orang-orang
yang bahkan tidak pernah memperdulikan kita lagi. Percayalah, saat seseorang
meninggalkanmu, di belakang sana masih ada orang-orang yang bersedia untuk
selalu berada di sampingmu.
Overall,
meskipun ada beberapa hal yang tidak memuaskan, aku tetap suka dengan novel
ini. 3,5 bintang untuk buku pertama Musso yang diterjemahkan ke bahasa
indonesia ini. Buat kalian yang penasaran, silahkan baca. Jangan lupa untuk
share juga pendapat kalian:J
Sekalian
review dari aku. Mohon maaf untuk banyak kesalahan dalam penulisan dan tata
bahasa. Terima kasih sudah sempat membacaJ
Regard.
Fridalia
04012017
0 komentar:
Posting Komentar