Minggu, 21 Mei 2017

#CeritaFrida Main ke IBF 2017!! [+Book Haul]


Assalamu’alaikum..
Apa kabar pembaca semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah. Amiinn.
Di postingan kali ini aku akan bercerita tentang pengalamanku ke Islamic Book Fair atau yang biasa kita kenal dengan nama IBF. Aku tahu, aku tahu ini udah terlambat banget untuk cerita. But, nggapapa. Aku tetap ingin berbagi pengalaman aku disana,hehe

Sebelum cerita di IBF. Aku ingin bercerita dulu perjalanan aku ke sana. Jadi, berhubung aku bukan orang Jakarta. Aku harus menempuh perjalanan yang cukup panjang kesana. Dimulai dari menaiki kereta api lokal Purwakarta-Jakarta yang berangkat pukul 05.20. perlu kalian ketahui, ini pengalaman pertama aku naik kereta api antar kota SENDIRI. Hiks. Dan rasanya tegang di awal tapi santai dibelakang(?) selanjutnya setelah turun di stasiun pasar senen, perjalanan ku lanjutkan dengan menaiki KRL. Yap ini juga pengalaman pertama aku naik KRL, dan PUSING karena ga tau rute. Tapi seru sih berasa di drama korea naik angkutan umum rame gitu. Maklumlah di Purwakarta ngga ada.
Oke singkat cerita aku sampai di JCC, tempat di laksanakannya IBF. Aku sampai sekitar pukul 10.30 dan udah penuh bangeettttt. Orangnya banyak banget. Ngga seperti tahun sebelumnya yang kita bisa langsung masuk ke lokasi, tahun ini ada tiketingnya. Jadi sebelum memasuki hall tempat acara, kita diharuskan membeli tiket sebesar 5000 rupiah. Berikut bentuk tiketnya :


Setelah itu kita bisa masuk ke ruangan tempat acara. Kesan pertama masuk ruangan : nyaman. Karena kan tempatnya berAC jadi walaupun desek desekan banyak orang ngga panas karena tetep adem. Hehe. Lanjut, aku memasuki hall A JCC Senayan, tempat stan stan buku. Pertama masuk agak pusing karena orang udah banyak dan jarak antar stan untuk jalan itu kecil, jadi agak susah gitu jalannya. Karena bingung mau kemana, aku yang sudah me-list buku apa aja yang ingin aku beli langsung menuju stan penerbit yang sudah ku targetkan. Yang pertama itu stan utama  Penerbit Republika, tapi saat itu buku yang aku ingin ada di stan lain(bukan stan utama) jadi aku lanjut ke stan penerbit haru dan disana aku  khilaf. Asli khilaf. Wist list aku semuaaaaa. Huhu. Akhirnya setelah dengan berbagai pertimbangan aku membeli buku yang benar-benar di top list aku. Total 5 buku yang aku beli di Booth Penerbit Haru. Selanjutnya karena memang cuman stan Republika dan Penerbit Haru yang ada di list,  aku lanjut  keliling keliling hall A saja untuk membeli buku buku pesanan temanku. Agak keribetan juga sih karena harus ngantri di masing-masing kasir untuk membayar satu buku saja. Asli itu hampir semua kasir ngantrinya panjang. Udah kayak ngantri minyak tanah gratis aja, huhu. Oh iya menjelang dzuhur, aku berhasil mendapatkan buku yang aku ingin di Penerbit Republika. Dan beruntungnya aku karena penulisnya hadir langsung. So, aku minta tanda tangannya dan foto bareng, hehe
ada yang tau beliau siapa? :)


Karena ceritanya udah terlalu panjang, langsung aja yaaa ini dia bookhaulku di IBF kemarin :
ngga khilaf khilaf banget lah yaa?
1. Bidadari Bermata Bening - Habiburrahman El-Shirazy
2. Cinta Suci Zahrana - Habiburrahman El-Shirazy
3. The Forbidden Wish - Jessica Khoury
4. Golden - Jessi Kirby
5. Under Water - Marisa Reichardt
6. SeoulMate - Lia Indra Andriana
7. Momiji - Orizuka

Nah itu dia sedikit cerita aku di IBF 2 minggu lalu. Terimakasih sudah sempat membaca. Peluk dan cium jauh :*

Regard,
Fridalia

Jumat, 19 Mei 2017

[Book Review] Under Water - Marisa Reichardt

Judul                                                     : UNDER WATER
Penulis                                                 : Marisa Reichardt
Penerjemah                                       : Mery Riansyah
Penyunting                                        : Ayu Yudha
Penyelaras Aksara                          : Titish A.K
Design Cover                                     : emsn32
Penata Sampul                                 : @teguhra
Penerbit                                              : Penerbit Spring
ISBN                                                      : 978-602-60443-4-1
Cetakan                                               : Cetakan pertama, Maret 2017
Jumlah halaman                              : 330 halaman
*BLURB*
Memaafkanmu akan membuatku bisa memaafkan diriku sendiri.
Morgan tidak bisa keluar dari pintu depan apartemennya, rumah yang dia tinggali bersama ibu dan laki-lakinya.
Gadis itu merasa sedang berada di bawah air, tidak mampu naik ke permukaan, tidak mampu bertemu dengan teman-temannya, tidak mampu ke sekolah.
Saat Morgan kira dia tidak bisa menahan napasnya lebih lama lahi, seorang cowok pindah ke sebelah rumahnya.
Evan mengingatkannya pada laut yang asin, dan semangat yang dia dapatkan dari berenang. Mungkin, Evan adalah bantuan yang dia butuhkan untuk terhubung kembali dengan dunia luar..
--
“Sekarang aku hanya bersekolah online. Pergi ke sekolah yang satu lagi rasanya terlalu berat. Aku tak bisa mengendalikan hal-hal yang ada di dunia nyata. Mobil-mobil berbelok terlalu cepat. Pintu-pintu dibanting. Orang-orang muncul entah dari mana. Sangat tidak terduga. Aku tak suka hal yang tak terduga.”

Sejak kejadian 15 Oktober di sekolahnya. Dunia Morgan hanya berputar antara tembok-tembok apartemennya. Ia tak mampu melangkahkan kaki keluar, termasuk pergi sekolah dan melakukan kegemarannya-berenang- seperti biasa. Kini ia hanya bisa bersekolah melalui online dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan di dalam ruangan apartemennya.
Bayang-bayang kejadian itu terus saja menghantuinya. Membuatnya mual dan sesak. Akibatnya Morgan harus menjalani Terapi bersama Psikolog bernama Brenda. Namun Brenda tak selalu dapat menemani dan membantunya, ia hanya datang 2 kali dalam seminggu. Oleh karenanya saat ia mulai terkena serangan panik, yang ia butuhkan hanyalah obat.

“Apa kau betul-betul mengira hanya kau yang tertimpa kesulitan? Apa kau mengira kau satu-satunya orang yang marah mengenai apa yang terjadi?” -169

Suatu hari, seorang laki-laki seusianya bernama Evan pindah ke samping apartemennya. Evan yang seorang pelancar mengingatkan Morgan pada dunianya yang dulu. Dunia yang penuh dengan rasa semangat dan ceria. Dunia yang tidak ada ketakutan di dalamnya.
Evan mencoba masuk ke dunia Morgan saat ini. Namun itu tidaklah mudah. Morgan sangat tahu, kini ia berbeda. Ia memiliki kehidupan yang berbeda dengan Evan. Tapi Morgan juga tidak tahu Evan tidak mempermasalahkan itu, Evan justru ingin membuat Morgan kembali melihat Dunia luar seperti dulu. Lalu, mampukah Evan mengembalikan Morgan ke dunianya yang dulu?
--

Jujur, awalnya aku merasa bosan membaca novel ini, karena alur ceritanya agak lambat. Tapi rasa penasaran akan kejadian di 15 Oktober membuat aku ingin terus membacanya. Dan terbukti, saat potongan-potongan kecil di 15 Oktober mulai terbuka, aku menikmati novel ini. Ada aura menegangkan saat penulis menyampaikan cerita dan aku sukaa.

Novel ini  membuka fikiran pembaca tentang orang-orang yang mengalami trauma. Bahwa orang-orang seperti itu memang ada. Diceritakan menggunakan P.O.V dengan Morgan sebagai tokoh ‘aku’ membuat kita seperti bisa merasakan menjadi orang yang memiliki trauma itu. Bagaimana rasa takut dan panik itu rasanya sangat menyiksa, dan jika itu dialami oleh keluarga kita. Jangan tinggalkan mereka dan jangan anggap mereka berbeda. Karena peran orang terdekat sangat berpengaruh akan kesembuhan penderita.

“Banggalah pada diri sendiri. Aku bangga padamu.” - Brenda

Aku yakin, pembaca pasti jatuh cinta pada sosok Evan yang penyabar dan pacar-able banget deh, hehe. Tapi aku ngga kalah suka sama Sang Psikolog bernama Brenda. Seriously, aku sangat menyukai Brenda. Aku sangat menyukai bagaimana cara Brenda menghadapi sikap Morgan yang terkadang keras kepala dan mau menang sendiri. Aku suka respon respon yang Brenda berikan saat Morgan bercerita. Entah melalui verbal ataupun non verbal, rasanya pas dan logis. Karena Brenda, aku jadi tertarik belajar psikologi, supaya kalau dicurhatin bisa memberikan respon yang baik, hehe

Meskipun cerita yang disampaikan penulis sangat menarik, tapi ada satu yang agak menggangguku, yaitu penggunaan alur maju mundur. Terkadang aku bingung membedakan kejadian di masa kini dan masa sekarang. Entah mungkin aku yang kurang fokus atau bagaimana >.< tapi secara keseluruhan aku sukaa. Suka cerita menegangkan di 15 Oktober (penasaran yaa?) suka dengan sosok penyabar Evan. Dan sangat suka dengan respon-respon Brenda. So, ngga ada alasan untuk tidak membaca buku iniJ


Fridalia

Rabu, 03 Mei 2017

[Book Review] ONE - Sarah Crossan


Judul                                                     : ONE
Penulis                                                 : Sarah Crossan
Penerjemah                                       : Airien Kusumawardani
Pemeriksa Bahasa                          : Brigida Ruri
Penyunting                                        : Prisca Primasari
Penyelaras Aksara                          : Titish A.K
Design Cover                                     : Chyntia YanethaJesslyn Effendy
Penerbit                                              : Penerbit Spring
ISBN                                                      : 978-602-60443-1-09
Cetakan                                               : Cetakan pertama, Februari 2017
Jumlah halaman                              : 416 halaman
*BLURB*
Dua saudari. Dua hati. Dua mimpi. Dua kehidupan. Satu tubuh.
Grace dan Tippi adalah kembar siam, tubuh mereka menyatu dari pinggang ke bawah. Mereka mengalahkan ta kdir dengan terus hidup sampai berumur enam belas tahun.
Mereka membagi segalanya satu sama lain, tidak bisa membayangkan berpisah. Bagi mereka, berpisah adalah sebuah tragedi.
Namun, sesuatu terjadi pada mereka. Sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya..
--
“Jadi begini, aku dan Tippi bukan anak yang bisa kau sebut normal—bukan apa yang sering kau lihat setiap hari atau hari kapan pun.” Halaman 9

Grace dan Tippi adalah kembar siam. Mereka punya dua kepala, dua jantung, dua set paru-paru dan ginjal, empat tangan dan sepasang kaki yang berfungsi sepenuhnya. Usus mereka awalnya terpisah lalu menyatu. Mereka termasuk ke dalam kembar siam tipe Ichiopagus tripus.
Di usia 16 tahun, Mom memutuskan untuk menyekolahkan Tippi dan Grace di sekolah umum setelah sebelumnya selalu menyekolahkan mereka di rumah. Mungkin bagi sebagian orang ini hal biasa. Tapi bagi Grace dan Tippi ini mengerikan.

“Aku tahu terlalu berlebihan untuk meminta semua orang menerima kami—atau bahkan untuk tidak mengganggu kami. Kemarin kami hanya beruntung dan hari ini realita sudah datang.” Halaman 88

Sekolah ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Disana, mereka bertemu dua orang teman yang tulus ingin berteman. Yang tidak memendang mereka dengan jijik, yang tidak memandang mereka dengan ngeri, yang tidak memandang mereka kasihan. Dua orang itu Yasmeen dan Jon. Dua orang yang membuat mereka nyaman berada di sekolah, dua orang yang membuat Grace dan Tippi melakukan hal-hal baru dalam hidupnya.

“Kalau aku punya pistol, aku bisa merampok bank. Aku bisa menodongkan pistol ke wajah petugas kasir lalu mnuntut setumpuk uang kemudian melarikan diri menggunakan Maserati curian.” halaman 227

Kembar siam yang dialami Grace dan Tippi ini juga mempengaruhi kondisi finansial keluarga mereka. Mom bekerja keras, Dad putus asa mencari pekerjaan disana sini, dan Dragon –adik perempuan mereka juga harus rela membantu mencari penghasilan di tahun awalnya berada di sekolah menengah atas. Kondisi tersebut membua Grace dan Tippi merasa bersalah, karena diantara anggota keluarganya, hanya merekalah yang tidak menghasilkan.

“Kalau aku bukan kembar siam mungkin saat ini aku sudah mati mendadak.”

16 tahun bersama. Grace dan Tippi bisa hidup bahagia meski terkadang harus mengalah dan menyimpan ego masing-masing. Hingga suatu hari, tubuh Tippi ambruk. Dan disitulah awal mula tragedi yang mengerikan terjadi. Sesuatu yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.
--

Jika kalian membaca postingan saya disini, kalian pasti mengetahui kalau novel ONE ini merupakan wish list pertama saya di bulan April, dan alhamdulillah akhirnya saya bisa membacanya, hihi *happy*
Seperti yang kalian tahu, novel ini bercerita tentang dua orang kembar siam. Bagaimana cara mereka menjalankan hidup dengan tubuh bagian bawah menyatu. Awalnya saya merasa bingung karena  struktur di novel ini berbentuk seperti puisi. Terdapat judul di setiap potongan kisah. Dan memiliki bentuk paragraf yang unik. Saya baru tahu kalau yang seperti ini adalah verse.

Dikisahkan dari sudut pandang Grace, membuat kita bisa lebih mengetahui rasanya menjadi kembar siam. Tentu ada suka dan dukanya. Mereka sering mendapatkan tatapan jijik dan kasihan dari orang lain, tapi mereka selalu bahagia karena bisa menjalankan aktifitas bersama, mereka tidak pernah merasa sendiri. Membaca novel ini membuat saya berurai air mata. Entahlah, walaupun Grace tidak banyak mengeluh tentang kondisi tubuh mereka, tapi rasanya sedih membayangkan menjadi mereka. Mereka sulit memiliki privasi, mereka seringkali harus mengalah dan menekan ego masing-masing. Mereka sulit untuk berkegiatan seperti orang kebanyakan.

Grace dan Tippi beruntung. Mereka memiliki orang-orang yang mau menerima mereka. Grammie, Mom, Dad, Yasmeen dan Jon – teman mereka di sekolah- dan Dragon, adik perempuan mereka yang seorang balerina, dialah tokoh favorit saya. Saya sungguh salut dengan Dragon. Ia sama sekali tak pernah malu dan sedih memiliki kakak yang berbeda dari orang kebanyakan. Justru ia selalu mendukung kedua kakanya. Ia selalu membantu dan mencoba membahagiakan mereka. Bahkan ia juga rela bekerja demi membantu meringankan beban keluarga mereka. pokoknya saya sangat sangat salut dengan Dragon. Rasanya ingin memeluk Dragon dan mengucapkan terimakasih. :”””)

“Aku bahagia. Tapi aku juga sangat takut. Bagaimana kalau aku terbangun dan kau tidak ada? Aku tidak ingin bangun tanpamu.”

Banyak sekali pesan yang bisa saya ambil dari buku ini. Salah staunya peringatan untuk kita selalu bersyukur. Sungguh rasanya saya sangat malu. Seringkali, saya masih mengeluh karena kondisi tubuh saya yang kurus dan pendek. Tapi seharusnya saya bersyukur saya masih memiliki tubuh yang utuh dan tidak berbagi. Grace dan Tippi memang kisah fiksi, tapi tentu kita tahu, di dunia nyata kasus bernama kembar siam itu ada. Dan saya tidak bisa membayangkan jika saya mengalami itu. jadi teman, bersyukurlah atas apa yang Allah berikan. Masih ada diluar sana orang yang kurang beruntung di banding kita. :”””
Sekali lagi, novel ini membuat saya berurai air mata. Tapi di bagian-bagain terakhirlah puncak saya benar-benar menangis. Kisah ini terlalu menyakitkan, tapi terlalu sayang untuk dilewatkan. Jadi saya sarankan kalian untuk membaca buku ini. sungguh, kalian harus membacanya.

Regard.

Fridalia
03/05/2017


Warung Blogger

Warung Blogger ">

Blogroll

Blogger Perempuan">
 
Friday's Book Corner Blogger Template by Ipietoon Blogger Template