Judul :
UNDER WATER
Penulis :
Marisa Reichardt
Penerjemah : Mery
Riansyah
Penyunting : Ayu
Yudha
Penyelaras Aksara : Titish A.K
Design Cover : emsn32
Penata Sampul : @teguhra
Penerbit : Penerbit Spring
ISBN :
978-602-60443-4-1
Cetakan :
Cetakan pertama, Maret 2017
Jumlah halaman : 330 halaman
*BLURB*
Memaafkanmu akan
membuatku bisa memaafkan diriku sendiri.
Morgan tidak bisa
keluar dari pintu depan apartemennya, rumah yang dia tinggali bersama ibu dan
laki-lakinya.
Gadis itu merasa
sedang berada di bawah air, tidak mampu naik ke permukaan, tidak mampu bertemu
dengan teman-temannya, tidak mampu ke sekolah.
Saat Morgan kira dia
tidak bisa menahan napasnya lebih lama lahi, seorang cowok pindah ke sebelah
rumahnya.
Evan mengingatkannya
pada laut yang asin, dan semangat yang dia dapatkan dari berenang. Mungkin,
Evan adalah bantuan yang dia butuhkan untuk terhubung kembali dengan dunia
luar..
--
“Sekarang aku hanya
bersekolah online. Pergi ke sekolah yang satu lagi rasanya terlalu berat. Aku
tak bisa mengendalikan hal-hal yang ada di dunia nyata. Mobil-mobil berbelok
terlalu cepat. Pintu-pintu dibanting. Orang-orang muncul entah dari mana.
Sangat tidak terduga. Aku tak suka hal yang tak terduga.”
Sejak kejadian 15 Oktober
di sekolahnya. Dunia Morgan hanya berputar antara tembok-tembok apartemennya.
Ia tak mampu melangkahkan kaki keluar, termasuk pergi sekolah dan melakukan
kegemarannya-berenang- seperti biasa. Kini ia hanya bisa bersekolah melalui
online dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan di dalam ruangan
apartemennya.
Bayang-bayang kejadian itu terus saja menghantuinya.
Membuatnya mual dan sesak. Akibatnya Morgan harus menjalani Terapi bersama
Psikolog bernama Brenda. Namun Brenda tak selalu dapat menemani dan
membantunya, ia hanya datang 2 kali dalam seminggu. Oleh karenanya saat ia
mulai terkena serangan panik, yang ia butuhkan hanyalah obat.
“Apa kau betul-betul
mengira hanya kau yang tertimpa kesulitan? Apa kau mengira kau satu-satunya
orang yang marah mengenai apa yang terjadi?” -169
Suatu hari, seorang
laki-laki seusianya bernama Evan pindah ke samping apartemennya. Evan yang
seorang pelancar mengingatkan Morgan pada dunianya yang dulu. Dunia yang penuh
dengan rasa semangat dan ceria. Dunia yang tidak ada ketakutan di dalamnya.
Evan mencoba masuk
ke dunia Morgan saat ini. Namun itu tidaklah mudah. Morgan sangat tahu, kini ia
berbeda. Ia memiliki kehidupan yang berbeda dengan Evan. Tapi Morgan juga tidak
tahu Evan tidak mempermasalahkan itu, Evan justru ingin membuat Morgan kembali
melihat Dunia luar seperti dulu. Lalu, mampukah Evan mengembalikan Morgan ke
dunianya yang dulu?
--
Jujur, awalnya aku
merasa bosan membaca novel ini, karena alur ceritanya agak lambat. Tapi rasa
penasaran akan kejadian di 15 Oktober membuat aku ingin terus membacanya. Dan
terbukti, saat potongan-potongan kecil di 15 Oktober mulai terbuka, aku
menikmati novel ini. Ada aura menegangkan saat penulis menyampaikan cerita dan
aku sukaa.
Novel ini membuka fikiran pembaca tentang orang-orang
yang mengalami trauma. Bahwa orang-orang seperti itu memang ada. Diceritakan menggunakan
P.O.V dengan Morgan sebagai tokoh ‘aku’ membuat kita seperti bisa merasakan
menjadi orang yang memiliki trauma itu. Bagaimana rasa takut dan panik itu
rasanya sangat menyiksa, dan jika itu dialami oleh keluarga kita. Jangan tinggalkan
mereka dan jangan anggap mereka berbeda. Karena peran orang terdekat sangat
berpengaruh akan kesembuhan penderita.
“Banggalah pada diri
sendiri. Aku bangga padamu.” - Brenda
Aku yakin, pembaca
pasti jatuh cinta pada sosok Evan yang penyabar dan pacar-able banget deh,
hehe. Tapi aku ngga kalah suka sama Sang Psikolog bernama Brenda. Seriously,
aku sangat menyukai Brenda. Aku sangat menyukai bagaimana cara Brenda
menghadapi sikap Morgan yang terkadang keras kepala dan mau menang sendiri. Aku
suka respon respon yang Brenda berikan saat Morgan bercerita. Entah melalui
verbal ataupun non verbal, rasanya pas dan logis. Karena Brenda, aku jadi
tertarik belajar psikologi, supaya kalau dicurhatin bisa memberikan respon yang
baik, hehe
Meskipun cerita yang
disampaikan penulis sangat menarik, tapi ada satu yang agak menggangguku, yaitu
penggunaan alur maju mundur. Terkadang aku bingung membedakan kejadian di masa
kini dan masa sekarang. Entah mungkin aku yang kurang fokus atau bagaimana
>.< tapi secara keseluruhan aku sukaa. Suka cerita menegangkan di 15
Oktober (penasaran yaa?) suka dengan sosok penyabar Evan. Dan sangat suka
dengan respon-respon Brenda. So, ngga ada alasan untuk tidak membaca buku iniJ
Fridalia
0 komentar:
Posting Komentar